pelantar.id – Perempuan masih mengalami ketidaksetaraan di tempat kerja. Seperti jenis pekerjaan/jabatan apa yang cocok untuk mereka? hingga kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan.
Mungkin masih banyak perempuan yang mengeluh, begitu sulitnya mendapatkan posisi strategis di kantor mereka, layaknya seorang pemimpin perusahaan yang umumnya dipimpin laki-laki atau disebut seksisme pekerjaan.
Dikutip dari tirto.id seksisme terhadap perempuan dianggap bersumber dari laki-laki yang melakukan mansplaining alias penjelasan kepada seseorang (terutama perempuan) yang bersifat bias gender dan tak jarang merendahkan lawan jenisnya.
Namun, hasil seorang pengamat bernama Kay dan Shipman yang pernah melakukan penelitian terhadap hal ini dan dimuat di The Atlantic menunjukkan bahwa anggapan itu juga berasal dari perempuan atau perempuan sendiri pun kerap merasa dirinya tak lebih tinggi atau setidaknya setara dengan laki-laki.
Sementara, laki-laki memang masih ada yang menganggap sepele kemampuan wanita di tempat kerja. Dikutip dari menshealth (26/2/20) curhatan para wanita yang merasakan frustasi karena ketidaksetaraan di kantor terungkap di pranala Reddit.
Sekilas hal ini seperti masalah kecil, tapi mungkin banyak perempuan yang tidak mau mengungkapkannya karena sudah biasa dengan kontruksi sosial, bahwa laki-laki lebih cocok menjadi pemimpin.
Berikut anggapan seksis yang masih didapat perempuan di tempat kerja
Berharap bahwa Perempuan harus Mengerjakan Pekerjaan Perempuan
Di lingkungan profesional sekalipun, masih ada gagasan yang menempatkan perempuan bekerja sesuai jenis kelaminnya. Misalnya mengatur ulang tahun seorang kolega, mengorganisir acara jalan-jalan, atau menjaga dapur kantor tetap bersih.
Anggapan seperti ini muncul terutama di kalangan laki-laki mereka tumbuh di keluarga di mana ibu mereka bertanggung jawab dengan semua pekerjaan perempuan.
Memperlakukan Perempuan seperti Asisten
Banyak pria di kantor menganggap wanita sebagai asisten administrasi, terlepas dari jabatan atau kualifikasi mereka yang sebenarnya. Misalnya seorang atasan yang mengharuskan perempuan yang memeriksa pesanan makanan atau pertemuan.
Memberi Panggilan yang Merendahkan
Terkadang seseorang senang menggunakan panggilan-panggilan yang merendahkan perempuan.
Hormati batasan fisik
Hal ini dianggap lumrah terjadi, terutama bagi orang-orang yang senang mengomentari tubuh perempuan atau menjadikan tubuhnya sebagai bahan candaan.
menshealth