pelantar.id – Bupati Karimun, Aunur Rafiq menyerahkan paket bantuan tabung gas elpiji 3 kilogram kepada 576 kepala keluarga di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Tebing, Kamis (6/12/18).
Pada kesempatan itu, Rafiq menegaskan bahwa harga per satu tabung gas melon itu adalah Rp25.000, sesuai dengan Harga Eceran Tetap (HET). HET tersebut berlaku di Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Buru.
Sedangkan Moro dan Durai, harganya lebih tinggi lantaran jarak tempuh yang cukup jauh
“Pemkab Karimun telah tunjuk lima Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS), untuk mengangkut gas 3 kilogram ini dari Tanjunguban, Kabupaten Bintan. Mereka harus jual sesuai HET, kalau tidak nanti akan ditindak sesuai dengan hukum,” tegasnya.
Saat ini, Pemkab Karimun tengah mengupayakan agar ada SPBE untuk lokasi pengisian ulang gas. Sehingga harga gas nanti akan lebih murah lagi dengan kisaran Rp20.000 atau Rp21.000 per satu tabung 3 kilogram.
Konversi gas ke minyak tanah sudah diusulkan sejak tahun 2015, dengan angka penerima yang layak sebanyak 45.587 kepala keluarga. Tapi realisasinya baru dapat dilakukan bulan ini, dengan penambahan sekitar 30.000 tabung lagi.
Tetap Pakai Minyak Tanah
Sementara itu, ditemui usai acara penyerahan, sejumlah warga mengaku gembira mendapat bantuan itu. Namun, mereka masih enggan meninggalkan minyak tanah sebagai bahan bakar utama.
“Mungkin jumlahnya yang dikurangi. Kalau langsung beralih ke gas, tak juga. Kami masih akan pakai minyak tanah,” kata Ranis, warga yang menerima paket bantuan itu
Ranis, dan beberapa warga lainnya mengaku masih takut menggunakan kompos gas. Selama ini ia menggunakan kompor minyak tanah untuk keperluan memasak.
Dalam satu bulan, warga RT 002 RW 002 Keluragan Harjosari tersebut menghabiskan sekitar 20 liter minyak tanah untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
“Sekarang jumlahnya mungkin tak sebanyak itu, karena akan pakai gas. Tapi kami tetap siagakan minyak tanah, di rumah” kata perempuan itu.
Baca Juga :
Distribusi 45.587 Gas LPG di Karimun Dinilai Aunur Tak Cukup
Hal senada dikatakan Supiati, warga lainnya. Ia mengaku akan mencoba menggunakan gas bantuan itu.
Menurut Supiati, dengan diterimanya paket bantuan gas tersebut, maka ia dan sejumlah warga Harjosari akan menggunakan gas elpiji untuk pertama kalinya.
“Bukan saya saja, warga lain juga belum pernah Kalau cara masangnya, sudah bisa, tadi kan ada praktiknya,” kata dia.
Supiati mengatakan, jika nantinya gas yang digunakan habis, maka ia akan kembali memakai kompor minyak tanah.
“Ya, sambil cari-cari isi ulang gas, masaknya nanti pakai kompor minyak saja,” ujarnya.
Reporter : Abdul Gani
Editor : Yuri B Trisna