pelantar.id – Penggemar produk Apple mungkin belum menyadari, produk yang diciptakan Steve Jobs tersebut dibandrol dengan harga yang mahal di pasaran Indonesia. Apa buktinya?

Dilansir dari Techinasia, beberapa produk IPhone seri XR, XS, dan XS Max di Indonesia dibanderol dengan harga mulai dari Rp15,1 juta, lebih mahal dibanding harga di Amerika Serikat yang mulai dari sekitar Rp10,9 juta (kurs US$1 = Rp14.600).

Produk lainnya seperti harga jual iPhone X dan iPhone 8 saat diluncurkan di Indonesia masing-masing lebih mahal sekitar Rp3,4 juta dan Rp2 juta dibanding harga di AS.

Mengapa harga produk Apple begitu tinggi jika dibandingkan dengan produsen-produsen smartphone lain?

Menurut StatCounter, hingga November 2018 Apple hanya menguasai 5,74 persen pasar smartphone Indonesia. Merek yang menawarkan produk harga rendah ke menengah seperti Samsung, Xiaomi, dan Oppo tampak lebih populer. Sebagai perbandingan, pada November 2018 pangsa pasar Apple di Amerika Serikat mencapai 62 persen.

Dengan peminat yang relatif tidak sebanyak merek lain, tidak heran bahwa Apple masih belum berinvestasi dalam cabang ritel atau manufaktur resmi di Indonesia. Hingga Desember 2018, investasi terbesarnya di Indonesia adalah mendirikan sekolah pengembangan aplikasi Apple Developer Academy di BSD, Tangerang.

Investasi senilai US $44 juta (sekitar Rp644 miliar) ini membuat Apple dinyatakan lolos aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 30 persen. Dengan demikian, mereka diizinkan untuk memasarkan iPhone di Indonesia.

Di Indonesia, Apple menyerahkan distribusi dan pemasaran produknya, seperti iPhone, iPad dan Mac, kepada pihak ketiga seperti Erajaya Group. Perusahaan ritel dan importir ini adalah pengelola dari Erafone dan iBox, dua peritel resmi produk Apple di Indonesia.

Pangsa pasar yang minim berarti Apple harus mencari profit dari menaikkan harga jual tiap produk dibandingkan volume penjualan. Para reseller tersebut tentunya perlu mendapat keuntungan untuk menutup biaya operasional dan beban impor mereka. Pada akhirnya, ini menambah biaya yang diperlukan untuk menghadirkan iPhone di Indonesia.

Selain itu, pangsa pasar yang minim berarti Apple harus mencari profit dari menaikkan harga jual tiap produk dibandingkan volume penjualan. Hasilnya, tidak heran bahwa harga jual produk Apple di Indonesia meningkat begitu besar.

Harga iPhone di berbagai negara

India dan Hungaria juga bernasib sama seperti Indonesia. Pemerintah India juga menetapkan tarif impor tinggi untuk mendorong perakitan dalam negeri yang membuat Apple membuka pabrik perakitan iPhone 6S dan SE di India.

Pasar smartphone India juga dikuasai oleh produk harga rendah ke menengah. Menurut Counterpoint Research, smartphone dengan harga “premium” (di atas US$450 atau sekitar Rp6,5 juta) hanya meliputi 4 persen pasar di India.

Dinamika penjualan iPhone di India cukup mirip dengan Indonesia, mulai dari peran reseller pihak ketiga, kurang populernya smartphone kategori premium, hingga harga yang relatif tinggi.

Akhirnya, modal yang tinggi serta minimnya volume penjualan turut membuat India menjadi salah satu negara dengan harga jual iPhone yang mahal. iPhone XS Max 512 GB, misalnya, dipasarkan dengan harga mulai ₹144.000 (sekitar Rp29,3 juta).

Peningkatan harga juga terjadi di Hungaria; harga iPhone XS Max mencapai 577.000 forint atau sekitar Rp29,5 juta. Kenaikan harga ini antara lain disebabkan oleh persentase pajak nilai tambah yang relatif tinggi di negara tersebut, yaitu sekitar 27 persen.

=======================

sumber: techinasia