Pelantar id – Badan Pusat Statistik mencatat per tahun 2018 jumlah penduduk di Batam sekitar 1.33 juta jiwa sepertu dikutip dari katadata.com.

Penduduk Batam terus bertumbuh sejak kota ini yang mulanya hanya berisikan 6000 penduduk saat pertama kali dibangun sekitar tahun 1970-an.

Sebelum menjadi kota berkembang, dulunya Batam merupakan wilayah kepulauan yang dihuni oleh orang laut atau orang selat, yang disebut-sebut suku asli ras melayu Batam.

Selain suku laut juga ada suku lainnya Suku Sakai dan Suku Jakun. Suku laut hidup di pesisir Kepulauan Batam, sementara Suku Sakai dan Jakun hidup di bagian pedalaman.

Berdasarkan catatan China yang dikutip dari website BP Batam bahwa, Batam dan pulau sekitarnya diperkirakan telah dihuni manusia sejak 231 M ketika Singapura masih disebut Pulau Ujung.

Informasi ini bersumber dari satu literatur yang menyebut nama Batam, yaitu Traktat London yang mengatur pembagian wilayah kekuasaan antara Belanda dan Inggris.

Meskipun beberapa kelompok penduduk ada yang lebih dahulu mendiami pulau ini. Sebelum dikembangkan pemerintah Batam tetap seperti pulau kosong tanpa denyut kehidupan.

Barulah sekitar tahun 1970-an Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Kemudian berdasarkan Kepres No. 41 tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam atau sekarang dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).

Asal usul nama Batam

Asal mula nama Batam memiliki banyak versi. Satu di antaranya mengatakan mulanya Batam bernama “Batang”.

“Batang” diartikan “jembatan” atau “ jalur penghubung antar pulau Bintang (Bintan), Bulang (bulan), lingga, dan pulau-pulau lainnya ke Temasik (Singapura) dan Johor.

Sebuah peta perlayaran VOC tahun 1675 yang kini tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, juga mencatumkan pulau Batam dengan nama pulau Batang (Batam) yang disandingkan dengan pulau Bintang (Bintan).

Versi lain ada yang menyebutkan dari nama perkampungan terawal di batam, yaitu “Batuampar” yang disingkat namanya menjadi “Batam”.

Selain itu Batam juga tidak terpisahkan dari arsip sejarah awal permulaan pemerintahan Riau-Lingga di Pulau Batam berawal dari Pemerintahan Raja Isa.

Raja Isa adalah keturunan Yang Dipertuan Muda Riau. Ayahnya adalah Raja Ali Marhum Pulau Bayan Yang Dipertuan Muda Riau V ibni Daeng Kamboja Yang Dipertuan Muda Riau III. Sedangkan Ibunya adalah Raja Buruk binti Raja Abdulsamad ibni Daeng Kamboja Engku Wok Engku Wu.

Sebuah sumber juga menyebut Raja Isa sebagai seorang tokoh yang membuka sebuah “kampung baru” di pulau Batam yang kini dikenal dengan nama Nongsa.

Berdasarkan cerita, “Nongsa” berasal dari nama timang-timangan Raja Isa sebagai putera tertua Raja Ali Yang Dipertuan Muda Riau Marhum pulau Bayan: Nong Isa.

*Dari berbagai sumber