Pelantar.id – Batam dulunya hanyalah hutan belantara dengan mayoritas penduduk tinggal di pesisir.

Pada akhirnya dilirik sebagai pulau yang berpotensi dikembangkan sebagai wilayah industri.

Batam kemudian didatangi banyak pendatang dan pulau ini berkembang. Lalu, bagaimana dengan masyarakat aslinya dan siapakah mereka?

Masyarakat asli Batam tak jauh dari kehidupan pesisir laut. Dari dulu,  umumnya mereka tinggal di pesisir dan bahkan saat itu masih ada yang tinggal di laut menggunakan perahu dan hidup berpindah-pindah.

Menurut Buku Mengungkap Fakta Pembangunan Batam era Ibnu Sutowo-J.B Sumarlin, diperkirakan penduduk asli Batam adalah orang-orang melayu yang disebut ‘orang selat’ atau orang laut‘. Ada juga yang menyebut orang Tambus.

kehidupan suku laut pesisir di Batam masa sekarang. foto: seniberjalan.com

Suku Tambus ini tinggal di pulau Bertam. Pada saat musim selatan mereka berada di pesisir laut pulau Batam dan pada musim utara menetap di pulau Bertam karena tingginya gelombang laut.

Penduduk ini sudah menempati Batam sejak kerajaan Temasek Singapura atau sekitar tahun 1.300 M atau awal abad XIV.

Temasek (Singapura) menurut catatan sejarah Melayu merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang.

Foto dari buku, Mengungkap Fakta Pembangunan Batam era Ibnu Sutowo-J.B Sumarlin.

Menurut buku Alamanak Sumatera Tahun 1996, jumlah suku laut yang tinggal di sekitar Kepulauan Riau waktu itu sebanyak 3.000 KK. Sementara yang menetap di Batam diperkirakan sebanyak 300 KK.

Selain melaut suku laut juga mulai menggantungkan hidup pada perkebunan, pertanian dan hasil laut yang dijual ke Singapura.

Selain orang laut, terdapat juga suku Bugis yang sudah menetap ratusan tahun di Batam dan saat itu bertempat tinggal di Batu Besar, Teluk Mata Ikan, Bakau Serip, Tanjung Sengkuang, Tanjung uma, Tanjungpinggir dan Tanjung Riau.