Pelantar.id – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menemukan serpihan limbah nuklir atau sampah radiokaktif di area tanah kosong di lingkungan Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu lalu.
Bapeten melakukan pengecekan ke lokasi sejak berita limbah nuklir mencuat sejak Jumat (14/2). Namun, belum diketahui dari mana asal sampah limbah tersebut.
“Tapi yang jelas ini ada sisa limbah atau sampah radioaktif jadi dari beberapa tanah itu ada kita lihat kecil-kecil itu adalah limbah entah dari mana itu yang kita cari,” kata Sekretaris Utama Bapeten, Hendrianto Hadi Tjahyono di lokasi, Sabtu (15/2/2020) yang dilansir dari kompas.com.
Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
Limbah radioaktif umumnya berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit.
Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia biasanya digunakan untuk bidang Industri, bidang medis dan penelitian. Meskipun begitu, apabila limbah nuklir tersebar luas maka dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar.
Dilansir dari alodokter.com, bahwa manusia yang terpapar radiasi nuklir dapat mengalami keracunan dan berujung kematian.
Radiasi Nuklir dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, gangguan tumbuh kembang anak, hingga kanker.
Bila Anda terpapar gejala keracunannya tidak segera muncul. Gejala akan terlihat setelah beberapa jam kemudian, hingga berminggu-minggu setelah terpapar radiasi.
Gejalanya seperti ganggaun pencernaan, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, demam, pusing, kelelahan, rambut rontok dan sebagainya.