pelantar.id – Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau menggandeng 37 bank untuk melayani penukaran uang pecahan kecil kebutuhan Lebaran 2018. BI juga melakukan kas keliling ke pusat-pusat keramaian warga.
“Di Batam akan ada 37 titik penukaran uang yang dilakukan oleh 37 bank,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Sabtu (26/5).
Ia mengatakan BI melakukan berbagai upaya untuk mendekatkan pelayanan penukaran uang kepada masyarakat. BI sudah bekerja sama dengan 37 bank untuk memberikan layanan penukaran uang pecahan kecil seperti, BNI, Mandiri, BTN dan bank-bank umum lainnya, serta pihak lain yang ditunjuk BI.
Gusti mengimbau masyarakat menukar uang pecahan kecil kebutuhan Lebaran 2018 di tempat-tempat resmi demi menghindari risiko uang palsu.
“BI selalu dan terus mengimbau masyarakat agar menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi baik yang dilakukan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI untuk menghindari risiko uang palsu,” kata dia.
Baca Juga : Waspadai Peredaran Uang Palsu Jelang Lebaran
Menurut Gusti, penukaran uang di tempat resmi juga meminimalkan adanya selisih antara uang yang ditukar, karena tidak sengaja, maupun sengaja. Pelaku penukaran uang biasanya mengambil untung dengan membuat selisih antara uang yang ditukar demi keuntungan.
Misalnya, uang Rp100 ribu ditukar dengan sembilan lembar pecahan Rp10 ribu. Padahal bila menukar di tempat resmi nilai uang dalam penukaran sama.
Gusti mengingatkan masyarakat waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi dengan menggunakan uang. Masyarakat diminta cermat dan teliti terhadap ciri keaslian uang rupiah. Ia pun mendorong masyarakat memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik melalui 5 jangan yakni jangan dicoret, jangan disetepler, jangan diremas, jangan dibasahi dan jangan dilipat.
“Untuk mengecek keaslian rupiah, selalu ingat 3D, dilihat, diraba, diterawang,” ujarnya.
Siapkan Tunai Rp3 Triliun
Menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2018, BI Kepri sudah menyiapkan uang tunai Rp3 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. BI memprediksi kebutuhan uang tunai saat Ramadhan tahun ini naik 15,3 persen dibanding tahun sebelumnya, atau meningkat dari Rp2,4 triliun menjadi Rp3 triliun.
“BI siap memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tunai dan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri,” kata Gusti.
Menurut dia, peningkatan kebutuhan uang tunai dipengaruhi sejumlah hal, antara lain tren pertumbuhan uang kartal dan preferensi perbankan ke pecahan Rp100 ribu dan kebijakan pemerintah menambah libur dan cuti bersama selama 3 hari kerja sehingga total hari libur menjadi 12 hari.
Dengan bertambahnya masa libur dan cuti bersama, maka diperkirakan masyarakat akan lebih banyak membelanjakan uangnya. Kemudian, kenaikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi PNS dan pensiunan juga menambah kebutuhan uang tunai masyarakat.
Penambahan lokasi distribusi uang berupa kas titipan oleh BI juga menyebabkan kebutuhan uang tunai meningkat.
Sumber: Antara