pelantar.id – Tahun ini bisnis properti diperkirakan bakal kembali menggeliat terutama setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, rebound tersebut diyakini tidak lama, dan cenderung tetap tertekan oleh berbagai faktor hingga 2021.
“Tahun ini hingga tahun 2021 akan ditandai dengan jenis-jenis properti yang uptrend seperti lowrise apartment, permintaan 3-4 kamar, logistic park/gudang mini dan co-working space/virtual office di luar CBD). Sedang yang downtrend antara lain townhousedi Jabodetabek, kondotel dan office grade C,” kata pengamat properti F Rach Suherman, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (5/2/19), dikutip sindonews.com.
Suherman mengatakan, kaum milenial belum akan menikmati insentif pasar sehingga masih akan jadi penonton lagi. Daya beli yang masih rendah dan prioritas belanja yang belum untuk membeli rumah, tidak akan membuat pengembang menyasar pangsa ini secara spesifik.
Karena itu, dia menilai pasar optimis tumbuh tetapi tidak signifikan atau melandai, seperti masa tahun 2010-2013 lalu. Suherman melanjutkan, keterlibatan anak usaha Lippo Group melalui PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dalam pembangunan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dinilai membantu dalam program sejuta rumah yang di gagas pemerintah.
“Peran Lippo Cikarang dalam pembangunan rumah murah sangat bermanfaat bagi masyarakat, meski margin di bisnis ini kecil sehinga tidak menarik bagi lebih banyak pengembang,” kata dia.
Menurut Suherman, Lippo sebagai perusahaan properti dinilai tetap kuat dalam pengembangan bisnisnya, meksi digoyang dari kasus Meikarta.
“Mereka sedang mengalami musim gugur tetapi ada musim lain yang akan mampu dilalui,” ujarnya.
Terpisah, anggota Komisi V DPR RI, Yoseph Umarhadi mengatakan, pembangunan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga swasta sebagai pengembang. Pembangunan rumah murah, tidak hanya bisnis semata tetapi juga merupakan nilai tanggung jawab sosial perusahaan.
“Rumah murah bagi MBR jadi tanggung jawab juga pengembang agar kesenjangan backlog perumahan bisa ditekan,” ujarnya.
*****