Pelantar.id – Badan Pengusahaan membangun autogate atau palang pintu otomatis di Pelabuhan Batu Ampar untuk memudahkan aktivitas bongkar muat di kawasan tersebut.

Wali Kota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi,  mengatakan, autogate masih tahap pembangunan.

“Secara fisik sudah 70 persen, akhir minggu ini sudah instal software-nya dan semoga akhir bulan sudah berfungsi dengan baik,” ujarnya saat meninjau langsung ke Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (12/10/2021).

Sistem autogate diharapkan akan meminimalisir antrean panjang. Serta aktivitas keluar dan masuk barang tidak perlu lagi tatap muka dengan petugas Bea Cukai di gate dan dapat dilakukan 24 jam.

“Kalau autogate ini selesai, maka BLE (Batam Logistic Ecosystem) bisa fungsikan dengan sempurna,” ujarnya.

Setelah pembangunan autogate,  pihaknya akan membangun fasilitas pendukung di dalam hingga bagian luar Pelabuhan Batu Ampar.

“Sesuai perintah Pak Presiden (Joko Widodo) Pelabuhan Batuampar ini harus diselesaikan, dalam artian bisa menjadi pelabuhan bertaraf internasional,” katanya.

Karena itu lanjutnya, semua infrastruktur pendukungnya harus segera dibangun dan diselesaikan.

“Kita ingin pelabuhan bongkar muat di Batuampar menjadi satu pelabuhan dengan pengelolaan yang baik di republik ini,” katanya.

Sebagai informasi rencana pengembangan terminal Batu Ampar untuk jangka pendek tahun 2021 sampai dengan 2025 menargetkan mampu melayani volume arus peti kemas domestik dengan kapasitas 1,6 juta TEUs yang sebelumnya pada tahun 2020 peti kemas eksisting dengan kapasitas 445 ribu TEUs pertahun.

Sedangkan untuk jangka menengah tahun 2026 sampai dengan 2030 menargetkan dapat melayani 4,7 juta TEUs Kontainer untuk domestik dan international import pertahun dengan nilai investasi lebih kurang Rp 8,56 trilliun.

Kemudian untuk jangka panjang pada tahun 2031 sampai dengan 2040 kapasitas angkut mencapai 6,7 juta TEUs pertahun untuk kargo domestik, international dan sebagian selat Malaka pada tahun 2035, sehingga Batu Ampar akan mencapai kapasitas maksimum dan akan dikembangkan di terminal Container Kabil dengan nilai investasi lebih kurang Rp 7,66 Trilliun.