pelantar.id – Badan urusan Logistik (Bulog) sedang merancang penjualan beras ukuran sachet seharga R2.000 per 200 gram. Terobosan ini dimaksudkan agar masyarakat kecil bisa membeli beras dengan harga murah.

“Memotong mata rantai tadi dan sekarang saya membuat kemasan-kemasan itu udah ada di retail BUMN dan seluruh pasar retail lain hanya tersedia dengan berat 5-10 kilogram. Mungkin akan nyusul saya akan buat beras renceng sachetan yang isinya 200 gram, jadi masyarakat bisa membeli dengan harga Rp2.000 dan beras akan tersedia dimana mana,” kata Direktur Bulog, Budi Waseso di Kantor Bulog, Jakarta, Rabu (9/5).

Menurut pria yang karib disapa Buwas itu, dengan berat 200 gram, masyarakat kecil dapat membeli beras sekali porsi makan. Dengan harga yang terjangkau dipastikan masyarakat tidak perlu pusing lagi mengenai harga beras yang dinilai masih mahal.

“Beras renceng itu sedang kita hitung, kemasannya kita sudah konsolidasi,” kata dia dikutip dari Detik.com.

Buwas menegaskan, Bulog tidak akan mengeluarkan beras curah karena dianggap tidak tepat sasaran. Beberapa kasus disebutkan jika pendistribusian beras tersebut bisa saja dipermainkan dan akan merugikan masyarakat kecil.

Berantas Mafia Pangan
Sementara, terkait kenaikan harga pangan di tanah air yang masih sulit dihindari meskipun pasokan pangan dalam kondisi cukup, Buwas mengaku punya cara jitu untuk menanganinya. Ia akan menggunakan jaringan penegak hukum untuk mengawasi jalur distribusi pangan terutama beras agar tidak dipermainkan oleh segelintir orang.

“Tapi bagaimanapun kan saya mantan penegak hukum, saya juga punya jejaring untuk memantau itu (permainan harga pangan). Tapi saya juga akan bekerja sama dengan Kepolisian dan TNI,” kata mantan Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.

Buwas mengatakan, masalah pangan tidak akan menjadi masalah bila tidak ada segelintir orang yang mempermainkan harga. Menurut dia, stok dan suply saat ini masih cukup.

Data Bulog, lanjut Buwas, hingga kini realisasi pengadaan gabah/beras oleh Perum Bulog sebesar 667.852 ton atau 30 persen dari total target sampai dengan Juni 2018 sebesar 2,2 juta ton. Dengan stok beras Bulog yang mencapai sekitar 1 juta ton.

Target penyerapan ini akan terus diupayakan mengingat potensi panen masih cukup besar, terutama di 10 provinsi sentra, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Editor: Yuri B Trisna