pelantar.id – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memperkuat rupiah dari tekanan dolar Amerika Serikat. Selain menaikkan pajak barang impor, pemerintah juga mendorong ekspor produk buatan BUMN.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen mendorong ekspor produk BUMN yang bergerak di bidang industri strategis. BUMN industri strategis yang berkomitmen mengekspor produknya yakni PT Pindad (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api/INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).
“Komitmen ekspor tersebut akan tetap kami jaga demi mendukung penguatan rupiah. Di sisi lain, ini menjadi kebanggaan bagaimana produk BUMN diakui oleh dunia,” kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/9).
Baca Juga : Selamatkan Rupiah, Pemerintah Naikkan Pajak 1.147 Barang Impor
Harry mengatakan, tahun ini, Pindad memproyeksikan dapat mengekspor produk senjata, amunisi dan kendaraan tempurnya ke Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, dan Prancis. Selain itu juga untuk mendukung misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Target nilai ekspornya mencapai Rp78 miliar.
Kemudian, INKA yang telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh dengan nilai masing-masing mencapai Rp1,36 triliun dan Rp126 miliar. Lalu, PT Krakatau Steel menargetkan ekspor baja hot rolled coil ke Malaysia dan Australia akan mencapai Rp907 miliar pada 2018. Serta Barata Indonesia yang akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika dan Australia dengan target nilai mencapai Rp210 miliar.
“Ada pula PT Dirgantara Indonesia yang berkomitmen ekspor pesawat terbang jenis NC212i ke Filipina dengan nilai PHP 813 juta dan CN235 ke Vietnam dengan nilai US$ 18 juta,” kata Harry.
Editor : Yuri B Trisna
Sumber : Detik.com