Pelantar.id – Generasi milenial senang menikmati hidup dengan melakukan kegiatan seperti traveling, belanja dan hangout. Mereka juga dekat dengan teknologi dan berciri hidup dinamis.

Sayangnya tak semua kalangan ini sadar memikirkan masa depan finansial mereka dan mereka belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengatur keuangan. Padahal, kebutuhan mereka juga sangat banyak.

Sementara mereka lebih mengutamakan kebutuhan prioritas saat ini dan lupa ada banyak hal yang perlu diwujudkan di masa depan. Dan semua itu membutukan perencanaan finansial.

Dikutip dari merdeka.com, Perencana dan Edukator Keuangan, Prita Ghozie membagikan tipsnya dalam acara ‘Jenius: Cara pintar Atur Finansial’.

foto: westpac.co

Prita beranggapan untuk hidup sejahtera yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengatur keuangan. Mengatur keuangan adalah kunci menikmati hidup sempurna dan sebagai langkah untuk meraih impian.

Dikatakan Prita selama ini masyarakat hanya mengatur keuangan untuk kebutuhan sehari-hari saja atau keuangan jangka pendek. Sementara lupa mengatur keuangan jangka panjang. Pengaturan keuangan jangka panjang menurutnya dapat digunakan untuk keperluan dana darurat.

Kata Prita, generasi milenial pun perlu mengatur keuangan mengingat generasi ini dikenal senang menggunakan uang berlebihan untuk kesenangan tanpa ingat untuk saving.

“Nah ini perilaku masyarakat untuk mencapainya, ternyata 70 persen itu bisa dicapai dengan menabung (mengumpulkan uang), 42 persennya berencana dia menyusun rencana keuangan, dan 38 persennya dia kerja dapat uang supaya bisa mencapai itu semua,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa kesalahan yang dilakukan Generasi Milenial saat ini, yakni tidak memiliki tujuan yang jelas. Gagal mengatur keuangan karena tidak mengetahui pengeluarannya sendiri dan tidak adanya dana darurat. Untuk itu, masyarakat harus memahami apa itu simpanan, tabungan, dan investasi.

“Simpanan itu keluar masuknya sering, tabungan itu yang masuknya sering keluarnya jarang, kalau yang kita masukkan sering tapi baru kita pakai setelah lima sampai 10 tahun itu investasi,” jelasnya.

“Kalau kita belum membedakan tabungan, simpanan, dan investasi, maka kita masih gagal dalam mengatur keuangan kita,” imbuhnya.

Jadi tipsnya adalah saat memiliki penghasilan cepat dibagi ke living, playing, and saving. Living keluar masuk untuk hidup bulanan kita. Playing, dana untuk senang-senang dan bermain. Saving, masuk sering keluar pada saat momen tertentu.

Untuk mengatasi uang habis namun masih jauh dari tanggal gajian, bagi yang termasuk Milenial, berikut adalah empat strategi pintar yang berguna untuk dapat mengatur keuangan dengan bijak.

1. Buat perencanaan keuangan bulanan
Merdeka.com – Sering mengalami gaji habis sementara masih di pertengahan bulan. Artinya, tidak memiliki rencana keuangan yang baik. Solusinya, harus membuat rencana keuangan sebelum gajian tiba dengan formula 50-30-20 pada penghasilan bulananmu.

Perhitungannya 50 persen adalah anggaran untuk kebutuhan mendasar, 30 persen untuk kebutuhan hiburan, dan 20 persen untuk kebutuhan investasi dan tabungan.

2. Kontrol gaya hidup
Merdeka.com – Sering dialami oleh generasi milenial yang lebih memilih membeli barang bermerek, makan di restoran keren, atau hanya sekadar ngopi di tempat yang mahal.

Jika memiliki gaji yang mumpuni, mungkin ini tidaklah bermasalah. Sayangnya, selain gaji terbilang kecil, namun gaya hidup yang tidak bisa mengimbangi. Agar tidak kebobolan, sebaiknya mengontrol gaya hidup sesuaikan dengan isi kantong.

3. Batasi pengeluaran sesuai kebutuhan
Merdeka.com – Cegah keborosan dengan membatasi pengeluaran. Tentukan dana di setiap pos-pos pengeluaran dan disesuaikan dengan kebutuhan saja. Hal ini cukup ampuh dilakukan untuk mencegahmu membeli hal-hal yang tidak penting.

4. Manfaatkan aplikasi pengatur keuangan
Merdeka.com – Tidak sedikit pula dari generasi milenial yang sudah mengatur keuangan namun tidak mencatat transaksi pengeluaran. Akibatnya adalah di pertengahan bulan dana pun sudah menipis tanpa mengetahui kemana saja uang tersebut digunakan. Hal ini tidak akan terjadi jika dilakukan pencatatan, atau ada banyak aplikasi yang bisa diunduh secara gratis untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan.

penulis: Quinna Bening
Editot: Quinna Bening