pelantar.id – Skandal Cambridge Analytica di Facebook pada 2018 yang diam-diam menggunakan data pengguna perlu menjadi pengalaman bagi pengguna media sosial untuk lebih berhati-hati untuk berbagi data pribadi di akun media sosial. Pasalnya, kini pencurian data berkemungkinan merambah ke aplikasi-aplikasi di Android.
Dilaporkan CNET, Institut Ilmu Komputer Internasional Amerika Serikat (AS) mengungkap sebanyak 17.000 aplikasi Android telah mengumpulkan informasi dan aktivitas penggunanya.
Penggunaan data dari pengguna di Android dengan cara menghubungkan ID iklan, kode unik yang dapat diatur ulang untuk menyesuaikan iklan. ID iklan akan terhubung ke perangkat, alamat MAC, IMEI dan Android ID.
Kepala penelitian Serge Egelman menyebut, karena sistem dari aplikasi ini, privasi yang dimiliki pengguna telah menghilang. Dia mengatakan, timnya akan melaporkan temuannya ke Google pada September 2019.
Google menanggapi serius laporan Egelman dan akan mengambil tindakan pada beberapa aplikasi. Namun menolak berapa banyak aplikasi yang akan ditindaklanjuti atau tindakan apa yang diambil.
Google juga mengatakan, dapat memberlakukan kebijakannya hanya ketika aplikasi Android mengirim pengidentifikasi ke jaringan iklan Google sendiri, seperti AdMob.
Jika aplikasi mengirim data ke jaringan luar, Google mengatakan itu tidak dapat memonitor mereka untuk pelanggaran.
“Kami menangani masalah ini dengan sangat serius,” kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan.
“Menggabungkan ID iklan dengan pengidentifikasi perangkat untuk tujuan personalisasi iklan dilarang keras. Kami terus-menerus meninjau aplikasi–termasuk yang tercantum dalam laporan peneliti, dan akan mengambil tindakan ketika mereka tidak mematuhi kebijakan kami,” tambahnya.
Pada Januari 2019, Facebook dan Google telah menggunakan alat pengembang untuk menghindari aturan privasi Apple dan membangun aplikasi iOS yang mengumpulkan informasi pengguna.
sumber: liputan6.com