pelantar.id – Gedung Astaka di Taman Engku Putri saat ini berubah fungsi menjadi museum di Kota Batam. Tempat ini sekarang bernama Museum Raja Ali Haji.

Sangat mudah menemukan gedung bermuka seperti mesjid ini karena tepat berada di depan halaman Taman Engku Putri atau gedung pemerintahan Kota Batam.

Dulunya Astaka dibangun untuk penyelengaraan MTQ di Batam tahun 2017. Setelah MTQ gedung ini seperti tidak difungsikan lagi. Akhirnya tahun 2020 Pemko Batam merubah statusnya menjadi sebuah museum.

Semula ada tiga nama yang dipersiapkan untuk museum tersebut, di antaranya adalah Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji, dan Raja Ali Kelana. Wali Kota Batam, Rudi memutuskan memilih nama Raja Ali Haji.

Museum Raja Ali Haji saat ini terdaftar di database museum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lalu, apa benda-benda yang dimuat di museum ini?

Yang terbaru Dinas Pariwisata Batam baru saja menambahkan foto-foto sejarah peradaban di Batam.

Baca juga: Kehilangan 3 Juta Wisatawan, Pemerintah Akan Bantu Pulihkan Wisata Bintan

Museum Raja Ali Haji Batam. Foto: Disparbud Batam

“Koleksi museum bertambah lengkap dengan hadirnya foto – foto yang menceritakan tentang sejarah Masa Riau Lingga,” kata Muhammad Zen, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, dikutip dari laman disbudparbatam.

Zen menyebutkan, deretan foto – foto tersebut diantaranya adalah foto Raja Ali Haji, seorang pengarang Melayu abad ke-18 yang termasyhur.

Ada pula foto Sultan Abdul Raham Muazzam Syah III, Sultan Abdul Raham Muazzam Syah II dan foto Raja Ali Kelana Ibni Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi sebagai Kelana Kerajaan Riau Lingga Tahun 1896.

Pada Masa Riau Lingga ini, dipajang pula foto suasana sekitar halaman ketika dilakukannya prosesi penabalan atau pelantikan Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah II di Pulau Penyengat pada tahun 1885.

Tampak pula koleksi foto perempuan Melayu Daik Lingga sedang mengenakan pakaian khas Melayu Tudung Manto dan Kebaya Labuh.

Kemudian foto prosesi mandi tabal Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah II serta ruang pelamin dalam istana di Pulau Penyengat.

“Selain itu terdapat tugu Cogan, di dalam Museum juga ada foto menceritakan tentang Cogan yang merupakan alat kebesaran kerajaan Johor, Pahang, Riau, Lingga,” sebutnya.

Selain foto, isi museum juga dilengkapi dengan keramik kuno peralatan upacara adat dan peninggalan bersejarah lainnya.

Museum Batam Raja Ali Haji saat ini tidak saja diperuntukkan untuk menambah pengetahuan warga Batam tetapi juga dijadikan sebagai destinasi untuk wisatawan.