pelantar.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat, perekonomian daerah itu pada Triwulan II tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 4,51 persen atau meningkat 1,22 persen dibanding triwulan sebelumnya. Jika dihitung per Semester I tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 4,49 persen.

Kepala BPS Kepri, Zulkifli mengatakan, ekonomi Kepri di Triwulan II ini didorong oleh pertumbuhan konstruksi sebesar 1,61 persen. Kemudian dari sektor produksi, transportasi dan pergudangan, memberikan andil pertumbuhan sebesar 0,38 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi dikarenakan pengeluaran konsumsi pemerintah yang mempunyai andil sebesar 2,40 persen, dan pengeluaran rumah tangga 0,87 persen.

“Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017, perekonomian Kepri Triwulan II 2018 tumbuh sebesar 4,51 persen atau naik sekitar 1,06 persen,” kata Zulkifli dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

Baca Juga : Ekonomi Kepri 2018 Tumbuh Positif

Pada Triwulan I 2018, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 4,49 persen. Pertumbuhan itu masih lebih baik dibanding periode sama tahun 2017 yang tumbuh hanya 2,02 persen. Untuk Triwulan I 2018, perekonomian Kepri mengalami kontraksi sebesar -0,93 persen bila dibandingkan dengan Triwulan IV tahun 2017.

Menurut BPS, kategori yang mengalami kontraksi terdalam adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib -23,26 persen. Selanjutnya kategori pengadaan listrik dan gas -6,70 persen, pertanian kehutanan dan perikanan -6,25 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum -5,87 persen, real estate -5,81 persen, transportasi pergudangan -4,38 persen, dan industri pengolahan -1,42 persen.

Sementara untuk kategori yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni jasa lainnya sebesar 4,44 persen, konstruksi 3,22 persen, dan jasa perusahaan 2,30 persen. Pada Triwulan I 2018, industri pengolahan menjadi penopang struktur ekonomi Kepri dengan andil sebesar 35,92 persen, diikuti sektor konstruksi 18,37 persen, dan sektor pertambangan penggalian sebesar 16,05 persen.

Kategori industri menjadi penyumbang dengan angka 0,56 persen. Kemudian sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil sebesar 0,13 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,05 persen.

 

Reporter : Albar
Editor : Yuri B Trisna