pelantar.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) mencatat kenaikan nilai ekspor di akhir triwulan II sebesar 17,56 persen dibanding tahun 2017. Penguatan itu didorong ekspor migas dan nonmigas.
Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, pertumbuhan ekspor nonmigas bersumber dari peningkatan ekspor produk dari besi dan baja serta produk olahan CPO yang masing-masing tumbuh 232,27 persen dan 10,01 persen.
Secara keseluruhan, nilai ekspor Provinsi Kepri pada Juli 2018 mencapai 1.091,04 juta dolar Amerika. Ekspor migas Juli 2018 mencapai 353,04 juta dolar AS, dan ekspor nonmigas mencapai 738.005,14 juta dolar AS.
Negara utama tujuan ekspor masih bertumpu pada Singapura pada Juli 2018 yang nilainya mencapai 567,86 juta dolar AS. Sedangkan secara kumulatif Januari-Juli 2018 mencapai sebesar 3.937,17 juta dolar AS dengan kontribusinya mencapai 51,12 persen.
Nilai ekspor Provinsi Kepri Januari-Juli 2018 terbesar melalui Pelabuhan Batuampar 2.328,67 juta dolar AS. Kemudian disusul Pelabuhan Terempa sebanyak 1.480,46 juta dolar AS.

“Selanjutnya, Pelabuhan Sekupang sebanyak 1.273,81 juta dolar AS, Pelabuhan Kabil senilai 936,90 juta dolar AS, dan Pelabuhan Belakangpadang senilai 836,37 juta dolar AS,” kata Gusti kemarin.
Selain itu, dampak pertumbuhan ekonomi Kepri yang meningkat secara signifikan pada tahun ini terjadi pada triwulan kedua sebesar 4,51 persen.
Penerimaan BC Naik 100 Persen
Hal ini memberikan dampak yang bagus pada penerimaan pajak dari Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC) Tipe B Kota Batam. Dibanding tahun sebelumnya, penerimaan pajak dari bea dan cukai naik 100 persen.
Kepala KPU BC Tipe B Kota Batam Susila Brata me-ngatakan hingga awal Desember, jumlah pajak yang diterima mencapai Rp2,6 triliun.
”Penerimaan cukup besar tahun ini. Naik 100 persen dari penerimaan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,35 triliun,” katanya.
Susila mengatakan pertumbuhan ekonomi Kepri yang meningkat hingga 4,51 per-sen pada triwulan kedua kemarin menyebabkan penerimaan pajak meningkat. Di samping itu, penguatan nilai tukar dolar terhadap rupiah membuat kegiatan ekspor meningkat.
”Karena itu, di Batam sekarang banyak kegiatan dan khususnya pengeluaran barang dari Batam menuju daerah lainnya di Indonesia khususnya yang bernilai tinggi terus tumbuh,” kata dia.
*****
Sumber : Batampos.co.id