pelantar.id – Penelitian tentang adanya kehidupan di planet Mars terus berlangsung. Baru-baru ini, Badan Antariksa Eropa (ESA) menemukan bukti bahwa di Mars pernah mengalir sungai.

Saat ini, Mars memang tergambar sebagai gurun yang tandus. Namun, miliaran tahun silam, Mars diperkirakan adalah planet yang hangat dan basah.

Menurut seri foto ESA, Mars bahkan diduga memiliki satu sistem sungai dan lembah. Kamera beresolusi tinggi yang ada pada Mars Express Orbiter mengambil foto-foto tersebut di pegunungan tinggi selatan Mars, tepatnya di timur kawah Huygens dan utara Hellas.

Untuk diketahui, Huygens adalah kawah besar Mars yang tersohor dan Hellas adalah cekungan terbesar di planet tersebut. Selain morfologi sungai yang bercabang seperti pohon (dendritik), terlihat juga rupa Mars yang berkawah-kawah.

Area tersebut memang salah satu permukaan tertua Mars dan diperkirakan berusia 3,5-4 miliar tahun. Dalam siaran persnya, ESA berkata bahwa penampakan pada foto kemungkinan disebabkan oleh air permukaan yang mengalir dengan kuat.

Hujan deras juga kemungkinan ikut mengukirnya. Sayangnya, ESA masih belum mengetahui dari mana asal air.

Mereka meyakini bahwa misi-misi saat ini dan masa depan akan bisa menemukan jawabannya. Misi gabungan antara ESA dan Russia pada tahun depan yang disebut ExoMars, misalnya, akan mengirimkan wahana ke Mars untuk mengebor ke bawah permukaannya dan mencari bukti-bukti adanya kehidupan.

Mars Membeku Sepanjang Minggu

Insight Lander NASA

Belum lama ini wahana antariksa Badan Antariksa AS (NASA) yang bernama Insight Lander mengirim laporan cuaca dari planet merah. Data Insight Lander melaporkan suhu di Mars minggu ini rata-rata -82 derajat Fahrenheit atau -63 derajat Celsius.

Nama Insight Lander adalah kependekan dari Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy, and Heat Transport. Insight Lander merupakan wahana geologi yang khusus dirancang untuk melakukan penyelidikan dan memahami segala sesuatu yang ada di Mars Mars.

Para ahli ingin mengetahui bagaimana struktur Mars, dari inti hingga keraknya. Wahana riset yang mendarat pada Selasa, 27 November 2018 pukul 02.50 WIB tersebut sedang menjelajah daerah dekat khatulistiwa Mars yang bernama Elysium Planitia.

Di sana wahana Insight Lander memantau cuaca dan mengukur suhu, angin, dan tekanan.

“Insight Lander berada di dekat khatulistiwa Mars, tepat di utara khatulistiwa. Sehingga ia akan merasakan musim dingin Mars,” ujar pemimpin misi meteorologi Don Banfield dalam sebuah pernyataan.

Mengutip IFL Science, Rabu (20/2/19), saat ini belahan utara Mars seang ada di puncak musim dingin yang berangin.

“Karena wahana ada di dekat garis khatulistiwa, saya rasa mungkin kita tidak akan melihat badai 60 derajat lintang utara. Namun kita sudah melihat bukti gelombang sinyal tekanan tinggi dan rendah yang menciptakan cuaca di Mars,” kata Banfield.

“Kita bisa melihat jejak gelombang di dekat khatulistiwa karena ombaknya yang cukup besar. Ini mengejutkan,” sambungnya.

Banfield menjelaskan, tekanan tinggi dan rendah merupakan indikasi sistem cuaca.

“Dibanding Mars, Bumi sebenarnya sangat kacau. Mars memiliki gelombang sinusoidal (ke atas dan ke bawah) yang hampir sempurna dan halus, juga teratur. Tapi di Bumi, tekanan dipandu oleh gerakan yang hiperaktif dan tidak teratur,” kata dia.

Suhu terdingin di Mars biasanya pukul lima pagi, yakni sekitar -139 derajat Fahrenheit atau -95 derajat Celsius. Sama seperti Bumi, ketika matahari mulai menyinari permukaan Mars suhunya pun akan menghangat menjadi 23 derajat Fahrenheit atau -5 derajat Celsius.

Selain meramalkan cuaca, Insight Lander juga merekam aktivitas tektonik dan dampak meteorit secara langsung. Wahana ini juga memantau kerak, mantel, dan inti Mars.

*****

Sumber : Kompas.com