pelantar.id – Ketua Komisi II DPRD Batam Edward Brando menyebut upaya meningkatkan atraksi dan destinasi wisata di Batam masih dikerjakan secara amatir dan memerlukan penanganan secara lebih profesional.

Meskipun mendukung peralihan Batam dari industri ke kota wisata, namun dia menyatakan masih banyak yang harus dibenahi oleh pemerintah, dalam hal ini Pemko Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

“Tepatlah pariwisata digalakkan, seperti Singapura dulu, mereka awalnya juga industri seperti Batam, namun sekarang bergeser ke pariwisata, tapi mereka mulai lebih dulu dan bisa kita lihat sekarang, puluhan juta wisatawan datang ke sana setiap tahun,” ujar Edward di Batam, Kamis (10/5).

Edward mencatat sejumlah poin yang harus menjadi perhatian ke depannya, seperti persoalan sosial masyarakat yang mungkin dapat timbul akibat ekses dunia pariwisata. Menurut dia, diperlukan langkah yang tepat dan kematangan konsep dalam membangun pariwisatan Batam. Konsep yang tepat dikatakan Edward akan memberikan hasil yang berkualitas sekaligus antisipatif terhadap dampak negatif dunia wisata khususnya kepada masyarakat.

Ia menilai apa yang terlihat di Batam akhir-akhir ini masih pada tahap yang belum menyentuh hal-hal yang seharusnya dimiliki dalam sebuah agenda pariwisata.

“Saya lihat event yang ada masih pada tataran kebudayaan, belum sampai menyentuh pada menarik keinginan penikmat pariwisata untuk datang dan menikmati event ini, masih boleh dikatakan amatir,” pungkasnya.

Anggapan Edward barangkali cukup beralasan, karena menurut catatan, sektor pariwisata sudah menyumbang cukup besar pada perekonomian di Batam dan Kepri. Selain itu, efek ekonomi juga sudah dapat dirasakan oleh pelaku industri wisata seperti akomodasi, makanan dan minuman (food and baverages)

Sektor penyediaan akomodasi, makanan dan minuman di Batam mengalami pertumbuh 18,40 persen pada triwulan I 2018. Angka tersebut tercatat menjadipenyumbang tertinggi menunjang pertumbuhan ekonomi Kepri yang sebelumnya berada di angka 2,5 persen, naik menjadi 4,47 persen pada triwulan I 2018 ini.

Edward mengklaim, dengan capaian tersebut menunjukkan sektor penyediaan akomodasi, makanan dan minuman yang merupakan bagian dari sektor pariwisata itu merupakan sektor yang pas bagi ekonomi Batam. Dia menjelaskan, peningkatan pada sektor pariwisata cukup jelas dan memberikan efek langsung kepada masyarakat, terutama pelaku industri jasa wisata di Batam

Begitu juga dengan efek langsung yang didapat pemerintah dari pendapatan pajak hiburan yang tentu memberikan sumbangan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kepulauan Riau.

“Memang pariwisata memberikan multi efek, di satu sisi masyarakat bisa menikmati, begitu juga dengan pemerintah melalui PAD, jadi saya kira tepatlah sektor pariwisata ini digarap untuk Batam,” kata Edward.

Menurut dia, apa yang dilakukan Pemerintah Kota Batam maupun Badan Pengusahaan (BP) Batam, sudah sangat tepat untuk mendorong kemajuan Batam pada masa mendatang. Meski demikian, Pemko dan BP Batam juga harus tetap terus mengevaluasi langkah dan upaya untuk memajukan sektor itu secara berkala.

Pemko yang dalam dua tahun belakangan fokus membangun infrastruktur dinilai membawa angin segar bagi dunia pariwisata Batam. Dengan membaiknya infrastruktur, maka akan diperoleh manfaat positif khususnya pada peningkatan kenyamanan wisatawan.

Selain itu, event pariwisata yang dikerjakan oleh BP Batam menurut dia juga memiliki andil untuk menarik wisatawan, baik lokal regional, maupun mancanegara ke Batam. Di level lokal, Edward menyebut, setidaknya event gelaran BP Batam akan memberikan efek bahagia pada warga yang tinggal di Batam.

 

Joko Sulistyo