Pelantar.id – Jarang lagi kita melihat anak-anak sekarang dekat dengan permainan tradisional. Gadget telah menggantikan pengalaman bermain di luar rumah.

Berbeda dengan anak-anak di Desa Monggak, Kecamatan Galang, Batam. Mereka terbilang senang bertemu teman-teman mereka di luar rumah, bergembira memainkan permainan selain gadget.

Mereka bermain Gasing. Berapa banyak anak zaman sekarang yang kenal bahkan masih mau mem-booming-kan jenis permainan tradisional ini?

Anak-anak di Desa Monggak memainkan permainan tradisional yang terbilang sudah lama diturunkan oleh orangtua di desa ini. Mereka menjadi penerus tradisi.

Anan-anak Desa Monggak Bermain Gasing. Foto: mer/pelantar.id

Anan-anak Desa Monggak Bermain Gasing. Foto: mer/pelantar.id

Dan Kebetulan sedang booming di Desa Monggak. Saat mendatangi kampung ini beberapa waktu lalu, sekumpulan anak-anak tampak bermain gasing untuk mengisi waktu mereka di sore hari.

Bahkan salah seorang orangtua pembuat gasing di desa itu masih melayani permintaan membuat gasing, meskipun hanya dari anak-anak desa setempat.

Adalah Rahim, seorang bapak yang mahir memahat kayu untuk dijadikan gasing. Dia sudah melakukan pekerjaan itu bertahun-tahun.

Musim gasing di Desa Monggak memang tidak menentu, tapi selalu saja ada yang meminta dibuatkan dan permainan itu masih disukai anak-anak Desa Monggak hingga sekarang. Rahim biasanya menjual gasing itu lebih murah ,Rp 10 ribu untuk anak-anak Monggak.

 

 

gasing. Foto: mer/pelantar.id

 

Rahim, pembuat gasing di Desa Monggak. Foto: mer/pelantar.id

Gasing Melayu

Gasing yang kita kenal selama ini adalah sejenis mainan yang berputar pada porosnya. Umumnya terbuat dari kayu.

Tetapi gasing tidak hanya dimainkan oleh masyarakat Melayu Pesisir saja, kita juga bisa menemui permainan ini dibeberapa daerah di Indonesia. Seperti di daerah-daerah di Sumatera dan Jawa.

Hanya saja bentuknya yang menjadi pembeda. Gasing Melayu berentuk bulat seperti bengkoang.

Kayu yang digunakan membuat gasing melayu adalah jenis kayu keras atau disebut kayu bangas.

Cara memainkannya tetap menggunakan tali yang dililit lalu dilepas atau tarik hingga berputar.

 

Sikembar yang Jago Gasing dari Monggak

Si Kembar. Foto: mer/pelantar.id

Ada dua orang anak di Desa Monggak yang terkenal mahir bermain gasing. Dia adalah Niko dan Niki.

Mereka kembar. Dua-duanya jago bermain gasing bahkan mereka sempat menujukkan aksi melempar gasing di atas kursi.

Bermain gasing tak mudah tapi bukan mustahil untuk bisa dipelajari. Si kembar ini mengaku belajar gasing selama satu tahun.

“Saya belajar di kelas satu SD, satu tahun baru bisa,” ujar Niko yang saat ini sudah duduk dibangku kelas 5 SD.

Hingga sekarang keduanya masih bermain gasing bersama teman-temannya. Apalagi mereka senang bermain bergerombol di lapangan.

Tekniknya, siapa yang bertahan melempar gasing lawan, dialah pemenangnya. Sayangnya, baik Niki maupun Niko belum pernah menggunakan kemahiran mereka dalam aja lomba gasing daerah.