Kepulauan Natuna adalah salah satu daerah terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja. Kepulauan yang memiliki 270 pulau ini mempunyai potensi alam luar biasa. Selain minyak bumi dan gas alam yang melimpah, daerah ini juga kaya akan keindahan alamnya.

Jika ke Kepulauan Natuna, maka keelokan pantai-pantai di Natuna, keindahan terumbu karang dan keasrian hutan di kepulauan ini bisa dinikmati. Semua panorama keindahan alam ini masih alami, sehingga tak heran jika kepulauan ini diberi nama Natuna, yang diambil dalam bahasa Belanda, Natunae, yang artinya alami.

Banyak objek-objek wisata menarik yang dapat dikunjungi di Kepulauan ini. Seperti Pantai Tanjung Sani, Pulau Senoa, Sungai Lebai, Danau Tapai, Bukit Telegung dan objek-objek wisata lainnya. Namun jika berkunjung ke salah satu pulau di kepulauan Natuna, yaitu Pulau Ranai atau Bunguran, jangan lupa untuk datang berkunjung ke objek wisata yang satu ini, yaitu Gunung Ranai.

Gunung Ranai bisa dilihat langsung ketika menginjaki kaki di Natuna dengan pesawat. Bentangan alam Gunung Ranai yang elok dan menawan bisa dinikmati. Gunung yang ketinggiannya berkisar antara 300- 1.035 meter di atas permukaan laut ini memiliki keunikannya sendiri dibandingkan dengan gunung- gunung lainnya. Ketika mendaki, maka kita menemukan gradasi jenis- jenis tanaman yang berbeda dari hutan dataran rendah sampai hutan dataran atas.

Pada ketinggian tertentu, ditemukan jenis- jenis tanaman yang berbeda, misalnya pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, vegetasi tumbuhan di Gunung Ranai didominasi oleh jenis tanaman meranti, rasa mala, keruing dan turi. Sedangkan pada ketinggian 800- 968 meter di atas permukaan laut didominasi dengan semak, belukar dan pohon- pohon dengan ukuran pendek.

Bagi yang tertarik mengunjungi Gunung Ranai dan ingin mendaki sampai ke puncak teratas, maka sebaiknya, harus melampaui tiga puncak yang berupa tebing batu dengan ketinggian yang berbeda- beda.

Puncak pertama yang harus dilewati adalah puncak Serendit dengan ketinggian 968 meter di atas permukaan laut. Kemudian puncak kedua adalah Puncak Erik Samali yang berada pada ketinggian 999 meter di atas permukaan laut dan yang terakhir adalah Puncak Datuk Panglima Husin. Puncak ini terletak pada ketinggian 1.035 meter di atas permukaan laut dan merupakan puncak tertinggi.

Para pendaki, diimbau untuk selalu hati-hati terhadap perubahan cuaca jika ingin mendaki gunung Ranai. Daerah ini sering dilanda angin kencang dan kabut yang sangat tebal, sehingga harus rela turun walaupun mungkin belum sampai pada puncak teratas gunung tersebut.

Jika kondisi cuaca bersahabat, pendaki tidak hanya bisa sampai ke puncak teratas gunung Ranai, namun bisa menginap di atas gunung ini atau berkemah. Selain mendaki gunung dan berkemah, pendaki juga dapat menikmati keindahan kota Ranai dari ketinggian tertentu.

Penunjuk Arah dan Panduan Mencari Ikan
Bagi masyarakat setempat, terutama di wilayah Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bungran Tengah dan Bunguran Selatan, Gunung Ranai memiliki arti yang sangat penting. Masyarakat di Pulau Ranai/Bunguran mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Sebagai panduan untuk menangkap ikan, mereka biasanya menggunakan pedoman mistis yang berkaitan dengan gunung Ranai.

Jika puncak gunung Ranai diselimuti kabut gelap, maka perairan di Kepulauan Natuna sedang tidak bersahabat. Namun jika langit di puncak gunung Ranai tampak biru dan cerah berarti laut sedang bersahabat dan mereka bisa menangkap ikan dengan leluasa.

Menurut keyakinan warga, jika gunung nampak terang benderang tanpa diselimuti mendung, itu pertanda alam baik darat maupun laut cukup bersahabat untuk melakukan aktivitas. Sebaliknya jika gunung tersebut berkabut tebal atau diselimuti mendung tebal pertanda bahwa alam laut dan darat bakal tidak aman untuk beraktivitas.

“Kalau gunungnya nampak gelap, itu tandanya harus hati-hati karena pertanca cuaca sedang tak bagus di laut, juga di darat,” kata Soleh, warga Ranai, Bunguran Timmur.

Gunung Ranai menjulang indah terlihat dari perairan Penagi, Ranai. Foto: mynameszawir.blogspot.com

Menurut dia, pada musim utara, Gunung Ranai jarang terlihat sempurna karena lebih sering tertutup awan mendung. Kondisi seperti itu, bahkan bisa sampai berhari-hari.

Warga yang ada di bagian utara Natuna, dapat mengetahui arah selatan dengan mudah jika puncak gunung Ranai sudah mulai nampak seperti halnya warga Pulau Laut yang berada di ujung utara Natuna. Demikian juga warga yang tinggal dan datang dari wilayah selatan Natuna, seperti Serasan, Subi dan Midai. Mereka dapat mengetahui arah utara jika puncak gunung itu sudah mulai nampak dari kejauhan.

“Gunung ini biasa dijadikan kompas penunjuk arah di laut, karena puncaknya merupakan daratan tertinggi di Natuna. Kalau di laut tak punya kompas, cukup melihat atau memperkirakan posisi Gunung Ranai. Kalau sudah nampak gunungnya, berarti arah sudah betul,” katanya.

Pantai dan Batu-Batu Eksotis
Gunung Ranai bukanlah objek wisata satu-satunya di Pulau Bunguran. Sepanjang perjalanan dari Bandara Ranai ke Kota Ranai yang menjadi ibu kota Kabupaten Natuna, kita bakal disuguhi pemandangan pantai nan indah, dengan batu-batu berukuran raksasa berwarna hitam dengan arsiran kelabu.

Tidak ada yang tahu pasti dari mana batu-batuan itu berasal. Banyak yang percaya, bebatuan seukuran rumah tersebut merupakan muntahan dari perut Gunung Ranai yang meletus sangat hebat jutaan tahun lalu.

Objek wisata Batu Sindu di Ranai. Foto: Disparbud Natuna

Menurut warga setempat, batu-batu raksasa itu sebenarnya memiliki nilai ekonomi karena termasuk batu granit yang bisa diekspor untuk kebutuhan industri keramik dan marmer. Konon, tekstur dan kekerasannya dipercaya lebih baik dari batu granit China yang saat ini merajai pasar batu granit dunia.

Dari banyak batu yang eksotis ini, yang paling terkenal adalah Batu Rusia. Batunya mudah dijumpai karena terletak di tepi Jalan Raya Ranai. Ceritanya, dulu sekali, pernah ada kapal Rusia yang terdampar di Natuna.

Para anak buah kapal, sebelum ditolong penduduk setempat, sempat beristirahat di batu itu dan menggambar jangkar serta tulisan USSR. Sampai kini tulisan ini masih ada. Batu yang juga terkenal adalah Batu Sindu. Batu-batuan besar yang terserak di pinggir laut tersebut berada di ujung Pantai Ranai dan Pantai Tanjung.

Pantai-pantai di Pulau Bunguran juga tidak kalah indah. Dengan pasir yang putih dan lembut serta air laut yang hijau dan tenang, sangat cocok buat yang senang berenang di laut atau sekadar menikmati pemandangan pantai.

Yang cukup terkenal adalah Pantai Kencana, yang memiliki pantai panjang dan lebar. Sepanjang pantai, pohon kelapa berbaris rapi memberikan keteduhan. Pemandangan semakin eksotis lantaran Pantai Kencana berlatar belakang Gunung Ranai. Penduduk setempat menamai pantai ini Pantai Stres. Sebab, bersantai di pantai itu dipercaya dapat menghilangkan rasa stres. Anda tertarik? Selamat bertualang ke Natuna.

Yuri B Trisna
Dari berbagai sumber