pelantar.id – Harga emas kembali menanjak seiring dengan data inflasi AS yang naik moderat. Hal ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga tahun ini.

Meski demikian, pasar masih menunggu perkembangan dalam pembicaraan perdagangan antara AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di bursa spot pada perdagangan Kamis (14/2/19) pukul 14.13 WIB, bergerak naik 0,14% atau 1,83 poin menjadi US$1.308,09 per troy ounce.

Senior Currency Strategist DailyFx, Ilya Spivak mengatakan, indeks harga konsumen yang tidak berubah sejak tiga bulan terakhir, mengarah ke kenaikan tahunan terkecil dalam inflasi AS dalam lebih dari 1,5 tahun. Itu yang dapat memungkinkan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga dalam sementara waktu.

“Jika melihat ke pandangan yang lebih luas, The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga di mana angka inflasi AS masih rendah,” ujar Ilya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/2/19).

Secara teknikal, harga emas diprediksi akan bergerak dengan kisaran  untuk US$1.294 per troy ounce hingga US$1.307 per troy ounce sepanjang hari.

Adapun, harga emas telah menyentuh level tertingginya dalam lebih dari satu minggu yaitu US$1,318.12 per troy ounce pada perdagangan Rabu (13/2/19). Tapi kenaikan tersebut terbatas pada akhir sesi seiring dengan penguatan dolar AS akibat data CPI yang cukup baik.

“Data itu mendukung dolar. Anda dapat melihat penurunan intraday [pada data emas], tetapi tidak ada cukup sentimen yang dapat membawa pelemahan downside untuk emas,” ujar Ilya.

Untuk diketahui, harga emas telah naik hampir 13 persen sejak menyentuh posisi terendah lebih dari 1,5 tahun pada pertengahan Agustus 2018. Hal tersebut akibat ekspektasi pasar atas absennya The Fed menaikan suku bunga dan gejolak pasar saham yang kacau.

Bank sentral AS mempertahankan suku bunga pada akhir Januari, dan berjanji akan mengambil langkah yang berhati-hati untuk menaikkan suku bunga karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian perdagangan

Sementara itu, investor berharap untuk adanya kesepakatan baru dari kebuntuan perdagangan antara AS dan China. Presiden AS Donald Trump mengatakan, pembicaraan dengan China berjalan sangat baik ketika mereka mencoba untuk menyelesaikan sengketa tarif menjelang tenggat waktu 1 Maret 2019.

Meski emas mengalami beberapa halangan dari dolar yang menguat dan peningkatan selera risiko, harga emas tetap didukung oleh kekhawatiran pertumbuhan global. Di sisi lain, logam mulia lainnya seperti silver bergerak menguat 0,50 persen menjadi US$15,65 per troy ounce.

Sementara, Platinum bergerak menguat tipis 0,08% menjadi US$787,27 per troy ounce dan Palladium bergerak positif naik 0,8 persen menjadi US$1.408,86 per troy ounce.

*****

Sumber: Bisnis.com