Penulis: H.M Chaniago

Pelantar.ID – Malam itu ia datang dengan menggenggam kamera di tangan, terlihat beda bahkan klasik. Digenggamannya kamera tersebut menjadi magnet tersendiri.

Sepintas berhenti, ia ambil ancang-ancang membidik objeknya, menekan tombol shutter “jeprettt”, hasilnya tak langsung bisa dilihat, karena yang ia gunakan adalah kamera analog, apakah itu membosankan?

Ia adalah Untieno, biasa dipanggil Tieno, sedari tahun 2009 pria penggemar musik britpop ini telah mulai bermain kamera analog, kapan persisnya ia sudah tak ingat lagi. Meskipun begitu, seperti lirik Morfem berjudul Planet Berbeda, bagi Tieno walau ribuan hipster menggoda di tengah hasrat digital yang terus bergelora, tapi tetap saja analog baginya yang juara.

Kepada Pelantar.ID Tieno bercerita tentang sudut pandang analognya di tengah perkembangan industri kamera digital di Kota Batam yang sangat pesat, yang bahkan telah banyak membuat pengusaha studio foto gulung tikar meninggalkan kamera analog, yang realitanya hilang dari bumi segantang lada.

Terakhir kali kata Tieno ia bisa mencuci film atau klise di Batam yakni tahun 2013 silam, setelah itu semua proses pencucian film ia lakukan dengan mengirim film ke kota lain di Pulau Jawa, tepatnya Bandung. “Mungkin terasa sedikit terasingkan ya untuk saat ini bermain analog di Kota Batam, tapi itulah poin dari bermain kamera analog di era digital ini, harus penuh perjuangan,” ujarnya saat diwawancara Pelantar.ID, Jumat (13/9/2019).

Kebutuhan dasar kamera analog menurut Tieno yaitu roll film, dan benda ini sudah sulit didapatkan di Kota Batam. Mendapatkan rollnya saja sangat susah, apalagi untuk mencuci filmnya. Kita pun harus mengirimkan roll yang sudah kita jepret ke kota-kota lain yang ada lab studio untuk memproses film tersebut.

Dan inilah baginya keajaiban, dunia digital juga memiliki untungnya tersendiri, di mana kita yang telah mengirimkan roll film ke studio foto luar kota, nanti hasil foto yang telah dicuci itu akan dimasukin ke cloud dan kita hanya tinggal download melalui internet hasil foto yang sudah dicuci dalam bentuk jpg.

“Lalu klisenya akan dikirimkan kembali ke kita,” jelasnya.

Sedikit flashback, Tieno mengatakan awal mulanya tertarik kepada dunia fotografi yakni sejak ia masih berseragam putih-abu-abu. Namun saat itu ia katakan masih belum punya uang lebih untuk membeli kamera digital atau DSLR. Dan hal ini malah membuat dia menemukan kesenangan yang lain dari dunia fotografi, ketika ia mengenal forum Kaskus.

Di Kasus ia akhirnya menemukan thread kamera plastik atau lebih tepatnya KLASTIC (Kaskus Plastic and Toy Camera Community). Lalu katanya, ada thread khusus Kamera Analog. “Di sanalah aku banyak belajar tentang dasar-dasar kamera analog, tapi saat itu masih belum punya kamera-nya,” terang pria berkacamata itu.

Berawal dari sanalah ia memulai masa menabung untuk membeli kamera analog pertamanya, yang ia sebut masa-masa perjuangan, hingga akhirnya ia bisa membeli kamera tersebut karena banyak yang bilang kepadanya harus belajar langsung menggunakan analog agar bisa teliti sebelum menjepret.

Ketelitian dalam menjepret ini merupakan hal yang sangat penting, karena seperti yang diketahui roll film itu hanya 36 eksposure, atau bisa dikatakan hanya 36 foto saja yang bakalan bisa diabadikan, jadi butuh fokus esktra dan juga harus benar-benar yakin bahwa objek dan angle-nya itu bagus, baru dijepret.

“Sampai sekarang bahkan aku belum pernah beli kamera digital untuk dipake moto-moto, selain kamera di handphone. Kadung sudah jatuh hati dengan hobi ini soalnya,” ucapnya sembari tertawa.

Kenangan Akan Kamera Analog Pertama

Mengenang awal mulanya ia memiliki kamera analog, Tieno mengatakan sore itu ia sedang jalan-jalan ke pasar seken Aviari, saat asyik tamsya ria dengan pernak-pernik seken di sana ia menemukan benda yang selama ini ia cari, satu unit kamera SLR analog dan satu unit kamera poket.

“Saat melihatnya langsung tuh seneng banget, pada saat itu aku beli 2 kamera itu seharga 100rb. Tapi apa daya, ternyata kamera SLR-analognya rusak, yang bagus hanya poket,” terangnya mengingat kejadian itu.

Ia masih ingat kamera poket tersebut bermerek Fujica MA1. Ceritanya kepada Pelantar.ID Fujica MA1 itu merupakan kamera asli produksi Indonesia, yang dijual di luar negeri, sedangkan untuk pasar Indonesia sendiri, kamera ini diberi nama Fujica M1 saja. “Jadi bisa dikatakan kamera pertama aku iya itu, Fujica MA1. Waktu itu kalau gak salah beli film dan cuci foto masih bisa dilakukan di Batam,” ingatnya.

Meski prosesnya saat itu di Batam, ia katakan tetap juga ada sedikit kesulitan, ketika hendak dipublish di media sosial. Karena kita saat itu harus mencetak foto dulu dalam ukuran 3R atau 4R kemudian baru kita scan foto tersebut satu persatu memakai scanner untuk dijadikan file digital atau jpg.

“Kalau sekarangkan sudah tidak ribet lagi, dari klise langsung bisa discan jadi file digital tanpa dicetak dulu,” paparnya.

Hal menarik lainnya, kata Tieno, ketika selesai menjepret kan kita pasti akan penasaran dengan hasil foto tersebut, harapannya tentu hasil foto bakalan bagus-bagus semuakan? Di sinilah mental kita dilatih harus siap untuk mendapatkan hasil yang tidak terduga bahkan di luar ekspetasi kita sendiri.

Sebagai manusia dan pecinta fotografi ya kadang pasti kita akan senang sekali kalau hasil fotonya bagus sesuai dengan yang diinginkan. Akan tetapi, terkadang kesel juga pasti akan bermunculan dengan hasil yang tidak diharapkan.

“Hal yang paling menyenangkan sih mungkin kalau hasilnya tak terduga seperti fotonya terbakar sedikit, atau double exposure, atau grain fotonya tinggi banget sehingga menghasilkan efek vintage,” paparnya.

Di akhir percakapan, saat ditanyakan kenapa ia sangat menyenangi atau gandrung sekali akan kamera analog, Tieno mengatakan ini semua lebih kepada kejujurannya, yakni hasil yang original.

“Kenapa main kamera analog sih sebenarnya lebih menginginkan hasil yang lebih original, tanpa edit. Semua foto yang aku punya tanpa editan, lebih jujur,” pungkasnya.

Bagi kamu yang penasaran dengan hasil-hasil jepretan kamera analog Tieno, bisa langsung dicek pada link ini: analog

atau cek IG: @untieno.