pelantar.id – Para ahli geologi sedang dilanda kebingungan. Pertengahan November lalu,  muncul sebuah gelombang seismik misterius yang menjalar ribuan kilometer ke seluruh dunia.

Gelombang ang tidak bisa dirasakan oleh seorang pun di permukaan bumi itu tertangkap sensor gempa di Afrika, Kanada, Selandia Baru, dan Hawaii. Penemuan berawal dari aktivitas penggiat gempa bumi di Selandia Baru yang sedang memantau tampilan data real-time seismogram online milik Survei Geologi Amerika Serikat.

Menurut data seismogram tersebut, gelombang seismik itu bermula dari lepas pantai Mayotte, sebuah kepulauan Perancis di Samudra Hindia yang terletak di antara Madagaskar dan Afrika. Data itu lalu diunggah di Twitter yang langsung mendapat respons dari para ahli geologi di seluruh dunia.

Mereka pun heran lantaran ada getaran gempa yang tidak bisa dirasakan manusia tapi terpantau oleh sensor gempa di seluruh dunia. Para ahli juga merasa bingung dalam menyimpulkan asal usul gelombang seismik yang aneh itu.

Tidak seperti gempa bumi pada umumnya, bacaan dari getaran atau tremor Mayotte memperlihatkan gelombang frekuensi rendah yang konsisten. Getaran halus itu berlangsung lebih dari 20 menit. Seolah planet kita berdering seperti lonceng.

Padahal getaran gempa bumi tradisional menghasilkan sentakan dari berbagai gelombang frekuensi tinggi yang menimbulkan guncangan hebat.

Ilustrasi data gempa bumi

Picu spekulasi di jagat maya

Kemunculan gelombang seismik misterius itu memicu spekulasi tentang penyebab dan asal usulnya. Ada yang menyebut gelombang aneh itu disebabkan oleh uji coba nuklir rahasia.

Sementara yang lain menduga penyebabnya adalah monster laut atau meteor jatuh.

Goran Ekstrom, ahli seismologi di Universitas Columbia, mengatakan kepada National Geographic, penyebab gelombang seismik tersebut bukan seperti yang diutarakan oleh orang-orang. Menurutnya, fenomena ini adalah sebuah gempa bumi yang terjadi secara lambat.

Gempa bumi lambat lebih tenang daripada gempa tradisional. Gempa ini  terjadi akibat pelepasan stres secara bertahap yang dapat berlangsung selama periode waktu yang signifikan.

“Tetap mengalami deformasi yang sama, tetapi tidak disertai oleh sentakan,” kata Ekstrom.

Dugaan perpindahan magma di perut bumi

Sejak Mei tahun ini, area di lepas pantai Mayotte telah mengalami apa yang dikenal sebagai ‘kolam gempa bumi’ yaitu tempat terjadinya ratusan peristiwa seismik selama beberapa hari atau minggu. Tepi aktivitas geologi ini telah berkurang secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, analisis Survei Geologi Prancis menunjukkan, gelombang aneh itu menandakan adanya gerakan massa magma di bawah kerak bumi, seperti runtuhnya ruang dapur magma. Republik Demokratik Kongo pernah mengalami peristiwa serupa pada tahun 2002.

Saat itu sebuah gempa bumi lambat dan gelombang seisimik frekuensi rendah dikaitkan dengan runtuhnya ruang dapur magma di bawah Gunung Nyiragongo

Sumber : Dream.co.id