pelantar.id – Industri manufaktur di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan I 2018 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,55 persen, dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut berada di atas capaian nasional yang tumbuh positif sebesar 0,88 persen.

Kepala Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Yan Safrizal mengatakan, ditinjau secara tahunan (year on year), pada triwulan I 2018 terjadi kenaikan produksi sebesar 14,15 persen dibandingkan triwulan IV 2017. Pertumbuhan ini juga di atas capaian nasional yang tumbuh 5,01 persen.

Jenis ndustri besar dan sedang yang berad di urutan 3 besar pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2018 adalah, industri komputer, barang elektronik dan optik yang tumbuh 9,52 persen. Untuk industri makanan naik sebesar 7,58 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik tumbuh hingga 4,04 persen.

“Hal yang sama juga terjadi pada industri manufaktur kategori kecil. Dibanding triwulan IV 2017, produksi industri manufaktur kecil di Kepri tumbuh 3,44 persen. Ini pun di atas capaian nasional yang tumbuh sebesar 3,09 persen,” katanya di Tanjungpinang, kemarin.

Jenis industri kecil yang masuk 3 besar pada triwulan I 2018 adalah, industri tekstil yang tumbuh 19,91 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (14,79 persen) serta industri kayu, barang dari kayu dan ganbus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya yang tumbuh hingga 7 persen.

Batam Jadi Andalan

Catatan BPS Kepri, industri manufaktur masih menjadi andalan utama bagi daerah ini. Dibanding 2016, pada 2017 kondisi pertumbuhan ekonomi Kepri memang sangat sulit, berada pada titik nadir.

Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar mengatakan, pemerintah di Kepri masih belum bisa mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan, termasuk sektor pariwisata. Sejauh ini, perekonomian Kepri masih mengandalkan Kota Batam.

Ia mengatakan, ekonomi Kepri di triwulan IV 2017 tumbuh 1,37 persen dibandingkan triwulan III 2017. Pada triwulan ini sebagian besar kategori lapangan usaha mengalami pertumbuhan kecuali kategori pengadaan air, transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan.

Kategori yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang mencapai 21,87 persen. Kemudian kategori penyediaan akomodasi dan makan minum serta kategori pengadaan listrik dan gas masing-masing sebesar 13,99 persen dan 4,78 persen.

Pada triwulan IV 2017, struktur ekonomi Kepri masih didominasi oleh industri pengolahan dengan 36,13 persen, konstruksi 17,76 persen, dan pertambangan dan penggalian 15,21 persen. Andil pertumbuhan terbesar disumbang kategori administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 0,47 persen. Kemudian, disusul penyediaan akomodasi dan makan minum 0,30 persen, dan konstruksi 0,16 persen.

Pada lingkup regional, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepri triwulan IV-2017 memberikan kontribusi sebesar 7,82 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera. Triwulan IV 2017, pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera mengalami kontraksi sebesar -0,24 persen.

Namun, pertumbuhan year on year triwulan IV 2017 masih tumbuh positif dibanding triwulan sebelumnya yakni dari 4,49 persen menjadi 4,43 persen.

Editor: Yuri B Trisna