Kantor BP Batam

pelantar.id –  Pada dua bulan pertama tahun 2019, ada investasi senilai Rp691 miliar yang masuk ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Investasi yang berasal dari investor asing itu mengalir ke berbagai sektor.

Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) mencatat, investasi itu menyebar di antaranya ke industri elektronik, rekondisi, medical device, perluasan ekspansi usaha, contact lens, handphone, hingga perakitan.

Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady mengatakan, sumbangan investasi terbesar datang dari sektor jasa kesehatan yang tumbuh mencapai 8,7 persen pada periode tersebut. Kontribusi investasi tersebut membuat sektor jasa kesehatan memberi porsi sumbangan 22 persen ke Produk Domestik Bruto (PDB) Batam.

Kemudian, jasa pendidikan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua di Batam, yaitu sebesar 7,32 persen. Lalu diikuti jasa informasi dan teknologi komunikasi (Information and Communication Technology/ICT) yang tumbuh 7 persen, logistik 3,7 persen, dan jasa keuangan 1,2 persen.

“Ke depan, sesuai dengan arahan Menko Perekonomian (Darmin Nasution), kami ingin investasi di sektor jasa meningkat dan menjadi salah satu pemberi kontribusi besar bagi ekonomi Batam,” katanya usai pertemuan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pekan lalu.

Menurut Edy, Batam memiliki karakteristik yang tak jauh berbeda dengan Singapura. Namun, ekonomi Singapura lebih maju karena kontribusi sektor jasa terhadap ekonomi bisa mencapai 70 persen.

Sementara kontribusi sektor jasa ke ekonomi Indonesia baru sekitar 40 persen. Dari 40 persen itu, sumbangan dari Batam pun masih tergolong kecil. Untuk itu, menurutnya, kemampuan menarik investasi di sektor jasa perlu ditingkatkan.

Edy mengatakan, BP Batam akan segera mengundang para investor dari dalam maupun luar negeri untuk sosialisasi apa-apa saja yang bisa diinvestasikan di Batam. Sosialisasi itu bertajuk ‘Diplomatic Trip’ yang akan diadakan di Batam pada 4-6 April 2019.

“Kami undang langsung agar mereka masuk,” katanya.

Edy Putra Irawady

Tak hanya mengundang investor baru, ia mengatakan BP Batam juga akan ‘membangunkan lagi’ para investor yang sudah mendapat izin penggunaan lahan di Batam tapi belum juga merealisasikan rencana bisnisnya.

BP Batam mencatat, nilai investasi dari lahan-lahan yang belum dikelola per akhir tahun lalu mencapai Rp5,2 triliun.

“Ini kami dorong kalau ada yang mau perpanjang atau peralihan bisa, karena jangan sampai lahan menganggur. Tapi peralihannya juga matang dipertimbangkan,” katanya.

Ia mencontohkan, peralihan lahan bisa dilakukan investor A ke investor B. Namun, harus didukung dengan dokumen-dokumen pendukung dan rencana bisnis yang jelas.

Sebab, BP Batam tak ingin peralihan lahan untuk bisnis baru itu bersifat fiktif.

Selanjutnya, peralihan fungsi lahan juga mempertimbangkan asal status lahan saat awal diberikan.

Bila tujuan awal untuk penghijauan, maka tidak boleh ada peralihan. Namun, bila lahan sejak awal memang untuk bisnis, maka bisa dilakukan.

“Intinya, semua diperiksa, jangan sampai nanti ada penyimpangan,” kata Edy.

*****

Sumber : CNN Indonesia