pelantar.id  – Target pemerintah menjadikan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai Kota Gas, akan meningkatkan daya tarik kota yang berbatasan langsung dengan Singapura itu di mata pemilik moda. Batam diyakini akan tumbuh menjadi surga bagi para investor.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi Perusahaan Gas Negara (PGN), Dilo Seno Widagdo mengatakan, PGN terus memperluas jaringan infrastruktur dan meningkatkan pasokan gas bumi ke berbagai wilayah di Batam.

“Sejak tahun 2004 kami terus membangun jaringan distribusi gas bumi ke pelanggan di Batam. PGN memasok langsung ke industri, usaha komersial sampai pembangkit listrik dan rumah tangga,” kata Dilo saat mendampingi kunjungan kerja rombongan Komisi VI DPR RI di Kecamatan Batuaji, Batam, Senin (30/4).

Dilo mengatakan, total pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas bumi ke 4.003 rumah tangga di Batam mencapai lebih dari 55 km yang tersebar di 16 perumahan. Proyek yang dibangun sejak 2016 itu menggunakan dana APBN.

Hingga kini, pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN di Batam sepanjang 223,57 km. Selain jaringan gas, PGN juga telah membangun pipa distribusi di kawasan Nagoya sepanjang 18,3 km. Di Batam, PGN telah memasok gas bumi ke 4.809 pelanggan dengan rincian 43 industri besar, 65 pelanggan komersial seperti restoran hingga hotel, serta 4.701 rumah tangga.

Secara nasional, PGN telah memasok 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, 1.930 pelanggan komersial, dan 204.000 pelanggan rumah tangga yang tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi di seluruh Indonesia.

Baca juga : Program Batam Kota Gas Dilanjutkan

PGN juga kembali menyelesaikan proyek pipa trasmisi WNTS di titik Sub Sea Tie In-Batam (SSTI-B) ke Pulai Pemping. Proyek ini merupakan penugasan pemerintah kepada PGN untuk membangun dan mengoperasikan pipa gas dari SSTI-B ke Pulau Pemping.

“Pengembangan proyek infrastruktur pipa transmisi WNTS di titik Sub Sea Tie In-Batam (SSTI-B) ke Pulau Pemping akan memberikan manfaat berupa alternatif pasokan gas bagi Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) dan salah satu wujud kontribusi PGN dalam mendukung program pemerintah untuk ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujarnya.

Dilo mengungkapkan dengan terbangunnya proyek pipa gas ini, maka PGN wilayah Batam akan memiliki tambahan total kapasitas energi sebesar 40 BBtud. Bahkan, volume gas bumidapat ditingkatkan hingga 100 BBtud di tahun-tahun berikutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas dan diharapkan semakin memperkuat jaminan pasokan gas bumi PGN ke pelanggan.

Dengan adanya dukungan ketersediaan energi di Batam yang besar ini, pemerintah setempat bisa bekerja sama untuk dapat menarik lebih banyak investor dari luar negeri guna meningkatkan perekonomian di Pulau Batam, Bintan dan sekitarnya termasuk membangun sektor komersial, industri dan kelistrikan sebagai salah satu penopang perekonomian.

“Dengan pasokan energi yang terjamin dan andal, Batam bisa menjadi surga bagi para investor untuk berinvestasi,” katanya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto yang ikut dalam rombongan sebelumnya mengatakan, pemerintah akan melanjutkan program Batam Kota Gas.

“Sebenarnya tidak mandeg, tetap terus. Tapi bertahap karena APBN terbatas,” katanya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron mengatakan, penyambungan jaringan gas dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia. Penyambungan, tidak bisa dilakukan sekaligus dalam jumlah banyak karena keterbatasan anggaran.

Pemerintah hingga kini masih menyubsidi biaya koneksi sekitar Rp10 juta per rumah. Sampai sekarang belum ada swasta yang tertarik membangun jaringan gas bumi ke rumah warga.

“Butuh investasi besar sedangkan harga rendah, mungkin ini yang membuat swasta belum berminat,” ujar Herman.

Menurut dia, penyambungan jaringan gas ke rumah tangga adalah program kerakyatan pemerintah yang memberi kemudahan bagi masyarakat, kenyamanan dan lebih ekonomis.

“Program ini memang harus dikembangkan, jika memungkinkan, akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

Penulis: Dwita Sari
Editor: Yuri B Trisna