Sejumlah jurnalis di Kepri mengikuti pelatihan Google News Initiative Training Network (GNITN) 2019 di Batam, Minggu (28/7). Kegiatan ini diselengarakan oleh AJI Batam sebagai program dari AJI Indonesia bekerja sama dengan Google News Initiative Training Network dan Internews.
Training yang berlangsung di Hotel Venesia ini guna meningkatkan kemampuan jurnalis dalam memverifikasi informasi hoaks yang tersebar khususnya di dunia maya.
Fokus GNITN juga mengasah keterampilan tiap peserta dalam memanfaatkan sejumlah tools atau alat untuk memverifikasi foto atau video yang tersebar di media sosial dan terindikasi merupakan hoaks.
Peserta juga diminta langsung memeriksa kebenaran rumor yang beredar di dunia maya dengan bantuan tools yang diberikan pada saat pelatihan berlangsung.
Ketua AJI Batam, Slamet Widodo mengatakan pelatihan ini tak hanya penting diberikan kepada jurnalis dalam mendukung kerja-kerja jurnalistik di lapangan. Masyarakat pun dinilai harus menguasai tools yang dapat memverifikasi kebenaran sebuah rumor, baik dalam bentuk foto maupun video.
“Secara umum, publik juga perlu diberikan pemahaman bagaimana mereka seharusnya berhak mendapatkan berita yang bisa dipertanggungjawabkan. Perkembangan teknologi yang begitu cepat memudahkan publik mendapatkan informasi. Namun publik banyak dihadapkan pada disinformasi dan oaks,” katanya, Minggu (28/7).
Salah satu pemateri GNITN, Ibrahim Arsyad mengungkapkan pelatihan itu diberikan agar kerja jurnalis dalam menyampaikan informasi dapat lebih akurat dan tidak menyebarkan berita-berita yang sifatnya hoaks. Sebab menurutnya, kekurangan jurnalis saat ini adalah kurangnya memahami berita atau mengecek berita yang akan disebar maupun yang telah tersebar.
“Karena salah satu fungsi jurnalis adalah sebagai perpanjangan informasi kepada masyarakat, maka penguasaan akan tools yang diberikan dalam pelatihan ini amat penting dimiliki dan dipahami dengan baik,” ungkapnya.
Pelatihan ini berupa teori dan praktik langsung mendeteksi berita, foto dan video menggunakan tools Google dan tools pelacak lainnya.
Lanjut Ibrahim, ada beberapa tools yang diberikan dalam pelatihan kali itu. Seperti exifdata.com yang bisa digunakan dalam mendeteksi pengunggah pertama sebuah foto yang tersebar di media sosial. Tiap peserta juga diajarkan untuk teliti dalam melihat objek-objek yang ada dalam sebuah foto maupun video.
“Ketelitian juga tak kalah penting, sebab banyak kasus hoaks yang disertai dengan narasi bombastis dengan upaya mencocokkannya beserta foto ataupun video yang diunggah,” katanya.
Kegiatan GNITN dibagi kedalam dua kategori, pertama training terbatas untuk jurnalis di Kepri pada tanggal 27-28 Juli 2019.
Sementara sehari sebelumnya atau tanggal 26 Juli 2019, AJI juga memberikan workshop Google News dengan materi serupa untuk mahasiswa, blogger, akademisi dan pegiat NGO di STT Ibnu Sina Batam.
Batam menjadi kota ke 6 dari 15 kota yang direncanakan AJI Indonesia untuk penyelenggaraan GNITN di tahun 2019. Sebelum Batam, tahun lalu AJI Tanjungpinang lebih dulu menyelenggarakan training tersebut. (*)