pelantar.id –  Pemerintah tertarik menyulap lahan Kavling Siap Bangun (KSB) di Kota Batam, Kepulauan Riau sebagai area pembangunan rumah subsidi atau rumah murah. Proyek ini akan dilaksanakan bersama dengan Real Estate Indonesia (REI).

“Kami akan mempertimbangkan usulan ini, Usulnya bagus, memang lebih baik begitu, dibangun pengembang daripada membiarkan masyarakat membangunnya sendiri,” kata Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo di Batam, Selasa (5/5).

Menurut Lukita, BP Batam akan mengupayakan lahan kavling yang masih kosong untuk peruntukan rumah murah yang dibangun REI. Langkah ini untuk membantu masyarakat mendapatkan rumah murah, serta untuk menghindari banyaknya lahan KSB yang kosong dan diperjualbelikan masyarakat.

Menurut dia, selama ini banyak masyarakat yang menyalahgunakan KSB. Keharusan penerima KSB agar segera membangun lahan yang diterimanya sering tak dijalankan, malah lahan tersebut dijual ke orang lain.

“Itu kan sayang, sudah mendapat lahan kavling bukannya dibangun malah dijual,” kata dia.

Untuk merealisasikan perubahan KSB menjadi lahan pembangunan rumah murah, BP Batam akan segera melakukan evaluasi terhadap KSB-KSB yang masih kosong. Nantinya, BP akan membuat kerja sama dengan pengembang dan perbankan untuk pembangunan rumah murah tersebut.

Sebelumnya, Ketua DPD REI Khusus Batam, Achayr Arfan mengusulkan agar KSB yang banyak terdapat di Batam diserahkan ke pengembang untuk dibangun rumah subsisi.

“Kita lihat masih banyak lahan KSB yang kosong, belum dimanfaatkan. Lebih baik itu dikasih ke kami (pengembang), biar dibuatkan rumah murah. Jadi masyarakat tak perlu membangun sendiri,” katanya.

Baca Juga : REI Bangun 1.000 Rumah Murah di Batam

Tahun ini, REI Batam menargetkan membangun 1.000 unit rumah subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Target itu naik 200 unit dibanding tahun sebelumnya.

Menurut Achyar, sudah ada 12 pengembang yang tertarik membangun rumah murah di Batam. Jumlahnya jauh meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 3 pengembang. Pembangunan rumah murah di Batam saat ini terkonsentradi di wilayah Marina, Tanjunguncang dan Batubesar.

Achyar mengaku sudah menyampaikan usulan tersebut ke BP Batam. Menurut dia, jika misalnya ada lahan KSB yang dialokasikan 2.400 hektare, maka masih ada sekitar 1.200 hektare yang belum tersentuh pembangunan.

“Sisa lahan itu yang bisa digarap, dikembangnya developer untuk pembangunan rumah murah,” ujarnya.

Teknisnya, lanjut Achyar, ada kerja sama antara pengembang, BP Batam, Pemerintah Kota Batam dan perbankan sehingga harga rumah bisa ditekan serendah mungkin. Nanti, hasil penjualan rumah juga akan masuk ke kas BP Batam melalui sistem bagi hasil dengan pengembang.

Jika usulan ini terealisasi, menurut Achyar, akan ikut membantu program Pemerintah Kota Batam yang sedang gencar menertibkan rumah-rumah liar yang marak di Batam.