
pelantar.id – Indonesia membutuhkan sedikitnya 9 juta digital talent dalam kurun waktu 2015-2030. Untuk mendukung itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menawarkan beasiswa untuk 20 ribu digital talent di tahun 2019 ini.
Menteri Kominfo, Rudiantara mengatakan, program Beasiswa Digital Talent 2019 ini diperuntukkan bagi generasi muda atau milenial dalam menyambut era revolusi industri 4.0 di Indonesia.
Hadirnya program beasiswa ini bertujuan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain ke depannya.
“Saat ini pemerintah fokus pada skill atau vokasional, karena setiap tahun kita butuh 600 ribu digital talent,” ujar Rudiantara dalam Forum Merdeka Barat ke-9 di kantornya, Selasa (12/3/19).
Rudiantara menjelaskan, program digital talent ini memiliki persyaratan antara lain pesertanya lulusan SMK, D3 atau S1. Yang terpenting, usianya tidak lebih dari 29 tahun.
Program ini bekerja sama dengan lebih dari 40 perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan orang-orang yang cakap di bidang digital. Jadi, tidak hanya melatih peserta saja, tapi juga menciptakan lulusan berkualitas bagi perusahaan yang membutuhkan mereka.
“Kami ingin menghasilkan digital talentberdasarkan kemampuan,” ujar Rudiantara.
Program Beasiswa Digital Talent telah berjalan setahun. Kemkominfo mencatat, tahun lalu telah merekrut seribu peserta dengan jumlah pendaftar mencapai 64 ribu orang. Pada 2019, pendaftaran mulai dibuka pada 15 Maret nanti.
Beasiswa ini memiliki fokus di bidang artificial intelligence, big data analitycs, cyber security, machine learning, digital policy and cloud computing, internet of things, programming and coding, graphic design and animation.
Selain memberi beasiswa, Kemenkominfo juga fokus membangun infrastruktur telekomunikasi tak hanya untuk kebutuhan jangka pendek, tapi jangka panjang.
Untuk mencapai hal itu, pemerintah sedang membangun satelitsendiri yang diperkirakan akan rampung pada 2022. Harapannya, cita-cita menjadi bangsa yang kuat dan diperhitungkan di kancah internasional bisa terwujud.
“Jadi, tidak aka nada lagi pendidikan yang tertinggal karena tidak terhubung dengan internet. Tidak ada lagi Puskesmas yang tidak terhubung dengan internet. Pelayanan kesehatan bisa bekerja maksimal,” katanya.
*****
Sumber : KataData