pelantar.id – CEO Google, Sundar Pichai dicecar pertanyaan anggota Kongres saat memenuhi panggilan DPR Amerika Serikat (AS), Rabu (12/12/18). Di antara pertanyaan yang menonjol, mengapa saat mengetik kata ‘idiot’ di mesin pencarian Google, yang muncul adalah foto Donald Trump?

Seperti dilansir Washington Post, Kamis (13/12/18), pertanyaan itu diajukan anggota Kongres dari Partai Demokrat, Zoe Lofgren. Wanita itu merasa heran, betapa banyak gambar Presiden AS yang muncul di mesin pencari Google jika dirinya mengetikkan kata ‘idiot’.

“Saya mengetik kata ‘idiot’ di halaman pencarian gambar, lalu yang muncul adalah Trump. Bagaimana ini bisa terjadi,” tanya Zoe Lofgren.

Mendapat pertanyaan itu, Pichai lalu berusaha memberi penjelasan. Menurutnya, kemunculan gambar Trump pada pencarian kata ‘idiot’ dipengaruhi oleh algoritma pencarian.

“Hasil pencarian dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya popularitas, relevansi, popularitas, dan bagaimana orang menggunakan istilah tersebut. Itu untuk menentukan hasil pencarian terbaik,” kata Pichai.

Pichai pun menolak anggapan bahwa ada manipulasi yang dilakukan perusahaannya terhadap pencarian kata ‘idiot’ tersebut sehingga memunculkan gambar Trump. Ia menegaskan, Google tidak pernah memerintahkan karyawan ataupun pihak lain untuk mengarahkan mesin pencari ke satu objek tertentu.

“Tidak mungkin kami melakukan itu. Termasuk oleh orang atau sekelompok orang. Sangat banyak faktor yang mempengaruhi hasil pencarian, prosesnya banyak” kata dia.

Namun, penjelasan Pichai itu dibantah anggota DPR lain dari Partai Republik, Lamar Smith. Ia merasa tidak puas dengan jawaban Pichai.

“Saya katakan, saya tidak setuju. Menurut saya, manusia bisa memanipulasi proses tersebut, termasuk di mesin pencarian Google,” kata dia.

Pernyataan Lamar langsung disambar Lofgren. Ia meminta Pichai membuka diri dan jujur, apakah benar ada keterlibatan orang dalam di Google untuk memanipulasi atau sengaja mengubah hasil di mesin pencarian Google.

CEO Google, Sundar Pichai mengikuti rapat dengar pendapat di DPR AS, Rabu (12/12/18).
Foto : Washington Post

Pichai pun menjelaskan, Google menggunakan metodologi yang kuat untuk menunjukkan apa yang sedang dicari pengguna. Perusahaannya berusaha keras melakukan atau memberi hasil seobjektif mungkin terhadap apa yang ingin diketahui pengguna.

“Kami sangat berkepentingan, kami ingin memberi hasil pencarian sebaik mungkin, sesuai apa yang dinginkan orang yang menggunakan layanan pencarian, sesuai algoritma. Saya tegaskan, kami melakukan pekerjaan tanpa ada pengaruh ideologi politik,” tegasnya.

Pria keturunan India itu menegaskan, Google hanya mencocokkan salinan dari miliaran laman situs web di indeks mereka dengan kata kunci yang diketikkan oleh pengguna.

“Kami mengambil kata kunci dan mencocokkannya. Kami memberi peringkat (kemunculan hasil pencarian) berdasarkan lebih dari 200 sinyal. Itu tadi yang saya katakan tentang relevansi, popularitas, dan bagaimana orang lain menggunakannya,” ujar Pichai.

Yuri B Trisna