Institusi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Prof. Tito Karnavian, MA, Ph.D sudah semakin terkonsolidasi rapi dan efektif melalui pergantian dan pengisian sejumlah jabatan strategis di level kepemimpinan satuan kerja Mabes (satker/pejabat utama/PJU Polri) dan satuan wilayah (satwil/Kapolda). Pergantian dan pengisian jabatan menjadi salah satu dari sekian variabel yang mewarnai dan memaknai konsolidasi kepemimpinan Polri dan reformasi (pembaruan) kelembagaan Polri yang tengah berjalan secara mendasar dan menyeluruh.
Oleh : Firman Jaya Daeli
Mantan Tim Perumus UU Polri, Mantan Anggota Komisi Politik & Hukum DPR-RI
Agenda pergantian dan pengisian jabatan Polri tidak sekadar urusan teknis administratif semata, dan bukan juga hanya diperuntukkan untuk kepentingan praktis sesaat saja. Agenda ini justru melambangkan dan memastikan kemauan kuat dan tekad bulat Polri untuk semakin membangun dan memaknai konsolidasi dan reformasi berkelanjutan. Jiwa dan semangat agenda pergantian dan pengisian jabatan, sesungguhnya adalah sebuah konsolidasi taktis dan strategis untuk menanggapi, mewadahi, dan mengakomodasi apa yang merupakan kehendak umum, kebutuhan publik, dan aspirasi masyarakat secara baik dan benar. Kemudian pada gilirannya diterjemahkan dan dijabarkan oleh Polri secara institusional dan profesional sebagaimana konstruksi dan substansi program dan kegiatan Polri yang dilaksanakan berdasarkan konstitusi dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Pemaknaan keberadaan kepemimpinan baru di satker dan satwil Polri terhadap konsolidasi Polri merupakan salah satu penanda dan pemakna bahwa sedang berlangsung konsolidasi dan tengah terjadi reformasi Polri. Kualitas kepemimpinan dan kualitas kinerja pemimpin satker dan satwil Polri secara normatif sudah semakin mencerminkan intisari dari Polri yang profesional, moderen, dan terpercaya (ProMoTer). Kualitas ini secara normatif semakin berproses tumbuh dan tambah berarti ketika kualitas ini menjadi membudaya dan melembaga secara praktik nyata di kalangan Polri.
Program menuju Polri yang Promoter dari Kapolri Tito Karnavian merupakan jabaran lanjutan dan aksi nyata dari Program Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK. Beberapa lembaga riset dan survey nasional dan internasional yang bersifat independen dan kredibel telah menyampaikan hasil sejumlah riset dan survey lembaga masing-masing mengenai pendapat dan penilaian publik terhadap kinerja Polri dan hasil ProMoTer Polri. Sebagaimana disampaikan oleh sejumlah lembaga tersebut yang kemudian diberitakan oleh sejumlah media, ada beberapa indikator positif dengan parameter terukur yang menjadi perspektif pemikiran. Hasilnya menyatakan bahwa institusi Polri beserta jajarannya mendapat peningkatan dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri secara signifikan. Masyarakat semakin merasakan hasil penyelenggaraan konsolidasi dan reformasi pemeliharaan keamanan nasional dan ketertiban umum ; konsolidasi dan reformasi penegakan hukum dan keadilan ; konsolidasi dan reformasi perlindungan dan pelayanan masyarakat. Masyarakat juga mulai dan sedang merasakan dinamika proses dan kemanfaatan dari Polri yang ProMoTer.
Salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan kualitas dan kapasitas personil Polri adalah perihal pendidikan dan pelatihan Polri. Pendidikan dan pelatihan konteks Polri secara institusional ditangani dan diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri. Agenda dan kebijakan reformasi Polri berbasis pada sejauh mana visi dan doktrin Lemdiklat Polri memandang dan sekaligus menampung aspirasi reformasi dalam segenap sistem penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Lemdiklat Polri secara utuh, memadai, dan menyeluruh. Selanjutnya, sejauh mana pula, personel Polri yang mengikuti pendidikan dan pelatihan Polri memandang keberadaan lembaga beserta sistem pendidikan dan pelatihan Polri dan melaksanakannya dalam rangka pelaksanaan revolusi mental personil dan peningkatan reformasi institusional Polri. Lemdiklat Polri sejak dahulu memiliki konsep pemikiran dan perencanaan mengenai penyelenggaraan sistem pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri.
Paradigma dan metodologi yang baru, mulai menampak dan menumbuh secara signifikan ketika Lemdiklat Polri dipimpin saat itu Komjen Pol. Budi Gunawan (Akpol 1983). Jenderal Pol. Purn. Prof. Dr. Budi Gunawan merupakan seorang jenderal polisi dengan kapasitas pemikir intelektual, konseptor perencana dan pelaksana handal, pemimpin yang memiliki relasi, jaringan, dan akses yang luas dan memadai, memiliki reputasi kepemimpinan dan kualitas kematangan dan ketahanan yang paripurna. Budi Gunawan pernah menjadi ADC Presiden Kelima RI Hj. Megawati Soekarnoputri sejak dalam kedudukan sebagai Wakil Presiden RI. Budi Gunawan pernah menjabat tiga kali jabatan dengan pangkat bintang satu (Brigjen), selanjutnya tiga kali jabatan dengan posisi bintang dua (Irjen), kemudian dua kali jabatan dengan posisi bintang tiga (Komjen), yaitu Kalemdiklat Polri dan Wakapolri. Kini merupakan pejabat tinggi negara sebagai Kepala BIN-RI dengan pangkal terakhir Jenderal penuh (bintang empat). Paradigma dan metodologi dalam Lemdiklat Polri yang telah dirintis, dibangun, dan dikawal oleh Budi Gunawan, selanjutnya diteruskan oleh Kepala Lemdiklat Polri berikut, yaitu Komjen Pol. Syafruddin, Akpol 1985 (kini Menteri PAN-RB). Kemudian diteruskan oleh Kepala Lemdiklat Polri selanjutnya, yaitu Komjen Pol. Moechgiyarto (peraih Adhi Makayasa Akpol 1986). Semoga paradigma dan metodologi ini dapat ditingkatkan dan dimaknai oleh Kepala Lemdiklat Polri sekarang Komjen Pol. Unggung Cahyono (Akpol 1985).
Kapolri Tito Karnavian saat peringatan atau perayaan HUT Bhayangkara tahun 2017 dan 2018, mengutip hasil riset dan survei dari sejumlah lembaga bertaraf nasional dan internasional yang sangat independen dan kredibel, sekaligus melaporkannya dalam Kata Sambutan di hadapan Presiden RI Jokowi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan pimpinan lembaga-lembaga negara mengatakan yang intinya adalah, bahwa institusi Polri beserta jajarannya berhasil melakukan reformasi secara mendasar dan berarti, dan hasil reformasi Polri mengalami kemajuan pesat dan signifikan, yang pada gilirannya mendapat apresiasi, dukungan, dan kepercayaan publik. Hasil ini merupakan refleksi atau gambaran nyata dari prestasi kepemimpinan puncak Polri dan kepemimpinan satker dan satwil Polri beserta seluruh staf dan anggota.
Ada kualitas dan integritas kepemimpinan yang berbasis pada keteladanan. Ada revolusi mental dan transformasi kultural yang bertumpu pada pembaruan. Kehadiran kualitas personal kepemimpinan satker dan satwil Polri memiliki korelasi positif dengan keberadaan kapasitas kelembagaan Polri menuju dan mewujudkan ProMoTer. Agenda pergantian kepemimpinan dan pengisian jabatan penting dan strategis di sejumlah satker dan satwil Polri pada dasarnya diletakkan dan dirangkaikan dalam semangat konsolidasi dan reformasi Polri. Demikian juga kebijakan mutasi dan promosi pemimpin satker dan satwil yang berlangsung sebelum dan baru-baru ini.
Seketika Wakil Kapolri (Wakapolri) Komjen Pol. Syafruddin diangkat dan dilantik oleh Presiden RI Jokowi menjadi Menteri PAN-RB, maka Kapolri Tito Karnavian segera dengan tanggap, sigap, cepat, dan tepat melakukan pergantian dan pengisian posisi Wakapolri dan sejumlah posisi lainnya. Beberapa hari sebelumnya, Kapolri Tito Karnavian melakukan juga pergantian dan pengisian sejumlah jabatan kepemimpinan satker dan satwil melalui mutasi dan promosi jabatan beberapa pejabat utama mabes Polri dan Kapolda.
Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto diangkat menjadi Wakapolri. Ari Dono Sukmanto adalah perwira tinggi (pati) bintang tiga (Komjen) dan Akpol 1985. Ari Dono Sukmanto telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti), dan pernah menjabat kasatker/PJU dan kasatwil/Kapolres dan Kapolda. Karir jabatan Ari Dono Sukmanto dengan spesialisasi reserse tergolong cemerlang. Profesionalitas dan integritas Ari Dono Sukmanto semakin menonjol ketika dari posisi Wakil Kabareskrim Polri (Wakabareskrim) diangkat menjadi Kabareskrim Polri untuk mengawal penegakan hukum dan keadilan. Pangkat bintang satu (Brigjen) diraih saat menjabat Direktur Tipidum Bareskrim Polri dan Kapolda Sulteng. Bintang dua (Irjen) saat menjadi staf ahli Kapolri dan Wakabareskrim Polri.
Penulis yang sudah kenal baik dan lama, bahkan sering berdiskusi dengan Ari Dono Sukmanto, berpendapat bahwa tipikal figur Ari Dono Sukmanto sederhana, bersahaja, teduh, tenang, tidak ambisius, tidak bermanufer negatif dan tidak bergerilya negatif, tidak memiliki motif tersembunyi dan misi agenda lain, amat merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara. Meskipun berlatarbelakang reserse namun Ari Dono Sukmanto mampu melakukan fungsi-fungsi konsolidasi internal dan pembinaan staf serta mendampingi dan membantu pemimpin sehingga kepemimpinan dan kinerja Kapolri Tito Karnavian akan terbantu dengan aman, lancar, dan nyaman. Kapolri Tito Karnavian sungguh tepat memilih dan mengangkat Ari Dono Sukmanto menjadi Wakapolri.
Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM Kapolri) Irjen Pol. Arief Sulistyanto diangkat menjadi Kabareskrim Polri. Arief Sulistyanto adalah perwira tinggi bintang dua (Irjen), Akpol 1987, dan sebentar lagi menyandang bintang tiga (Komjen) dengan jabatan baru ini. Arief Sulistyanto telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti), dan pernah menjabat kepala satuan kerja (kasatker/PJU) dan kepala satuan wilayah (kasatwil). Arief Sulistyanto merupakan figur yang menjadi the rising star Akpol 1987 selain Kapolri Tito Karnavian. Figur Kapolri Tito Karnavian sejak semula dan jauh sebelum ini sudah menjadi bintang utama yang meraih Adhi Makayasa dan berprestasi gemilang dan mengharumkan Polri dan Negara.
Jalan jabatan Arief Sulistyanto berbasis dan berlatangbelakang reserse namun memahami dan menguasai juga bidang SDM, staf (spri/sekpri), kewilayahan, operasi, lapangan, dan perencanaan. Kemampuan profesionalitas dan kematangan integritas serta kekuatan intelektualitas Arief Sulistyanto telah tumbuh berkembang sejak semula. Kapasitas dan kualitas bertambah menampak ketika menjabat Kapolda Kalbar dan As SDM Kapolri. Selain beberapa Kapolda Kalbar lainnya yang menjabat sebelum Arief Sulistyanto, namun Polda Kalbar tergolong berprestasi dan berwibawa saat dipimpin Arief Sulistyanto. Kapolda Kalbar yang fenomenal dan monumental adalah Arief Sulistyanto. Penulis sudah kenal baik dan lama dengan Arief Sulistyanto, lagi pula sering berdiskusi lama secara informal dan intelektual. Bahkan Arief Sulistyanto secara terbuka dan dengan baik, pernah beberapa kali mengundang penulis untuk mengunjungi dan menghadiri sejumlah kegiatan Polri yang berkaitan dengan agenda SDM Polri.
Penulis sebagai mantan Tim Perumus UU Polri Di Pansus DPR-RI dan yang mendukung sepenuhnya reformasi Polri, mungkin sengaja diundang untuk mengikuti dan menyaksikan langsung dialog dan pemikiran sekaligus program dan kegiatan Arief Sulistyanto dalam mereformasi SDM Polri dengan paradigma dan konsep baru. Arief Sulistyanto memperkenalkan penulis kepada beberapa perwira tinggi staf SDM dan pimpinan penyelenggara kegiatan, sembari mempersilakan penulis duduk berdampingan bersama Arief Sulistyanto di deretan meja dan kursi pimpinan di depan. Tak terbantahkan lagi bahwa Arief Sulistyanto selain beberapa As SDM Kapolri sebelumnya adalah merupakan As SDM Kapolri yang intelektual, profesional, dan kredibel. Juga memiliki dan menguasai konsep secara matang, jelas, terencana, terarah, terukur, terutama dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas SDM Polri yang unggul dan kompetitif berbasis reformatif. Arief Sulistyanto adalah figur sederhana, tenang, berani, tegas, cerdas, teguh, konsisten, taat azas, “kaku”, “dingin”, tidak kompromistis, tidak bermanufer negatif dan tidak bergerilya negatif, amat merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara.***