Pelantar.id – Setelah berkarir 24 tahun di dunia bulutangkis, andalan pebulutangkis Indonesia Liliyana Natsir memutuskan berhenti pada karirnya. Keputusan itu disampaikannya pada pesta perpisahannya sebelum final Indonesia Master digelar Minggu, 27 Januari 2019.

Spontan keputusan dan perpisahan dengan para suporter di Instora Gelora Bung Karno itu membuat Liliyana menangis. Dalam perpisahan itu, Butet sapaan akrab Liliyana didampingi orangtuanya, ibunda Olla Maramis dan ayah, Beno Natsir. Hadir juga dalam perpisahan itu Menpora Imam Nahrawi dan Ketua Umum PP PBSI Wiranto.

“Hari ini momen yang sangat berat buat saya. Sepanjang 24 tahun saya berkarier di bulutangkis. Saya merasakan suka dan duka, tangis dan tawa,” kata Liliyana sambil menyeka air mata yang dikutip dari detik.com.

Sebenarnya Liliyana sudah ancang-ancang untuk mengundurkan diri. Bahkan Ia sudah mengundur waktu pensiun tersebut. Liliyana pernah berencana mewujudkan niat itu setelah Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Namun ia masih urung niat. Barulah pada akhirnya dalam Instagramnya sendiri Liliyana sudah memberikan kode perpisahan.

“Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, waktunya akan tiba. See you at Istora”. Sepenggal kalimat yang tertulis di Instagramnya.

Keputusan Liliyana boleh tak diterima fansnya karena masih merasa Liliyana adalah jagoan bulutangkis Indonesia. Sederetan prestasinya telah mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Di masa mudanya ia sudah menunjukkan prestasi yang sangat cemerlang.

Di antaranya satu medali emas dan satu perak Olimpiade, satu perak dan satu perunggu Asian Games, satu emas dan satu perak World Cup, dua emas, dua perak, dan dua perunggu Kejuaraan Asia,
lima emas, tiga perak, dan tiga perunggu SEA Games.

Dia mengoleksi tiga perunggu dari Kejuaraan Dunia junior dan satu medali emas Kejuaraan Asia junior. Liliyana merasakan satu kali menjadi runner-up dan sekali di peringkat ketiga Piala Uber, satu kali peringkat kedua dan tiga kali di urutan ketiga Piala Sudirman.

Liliyana, bersama Owi, masih menjadi juara tiga turnamen super series usai Olimpiade Rio; Malaysia, China, dan Hong Kong Terbuka. Juga menjadi juara di Indonesia Terbuka dan Prancis Terbuka tahun berikutnya plus juara dunia. Kedua bersama Tontowi, dan keempat dia. Menjadi rekor bagi Liliyana sebagai pebulutangkis putri yang paling sering menjadi juara dunia.

Ya benar katanya, suka tidak suka, Liliyana berhak menentukan arah hidupnya. Yang pasti dia sudah melakukan yang terbaik untuk Indonesia yang akan selalu dikenang. Setelah pensiun, dikabarkan Butet akan menekuni dunia usaha. Good Luck Butet!

dari berbagai sumber*

foto: bwfbatminton.