
pelantar.id – Lomba Jong Batam 2019 akan dimulai besok, Rabu (13/3/19). Event olahraga rekreasi dan tradisional ini akan berlangsung hingga Jumat (15/3/19).
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Batam, Hendriana Gustoni mengatakan, Lomba Jong Batam 2019 digelar di Tanjung Mak Dara Kampung Melayu, Batu Besar, Kecamatan Nongsa.
“Pembukaan Lomba Jong akan dilaksanakan hari Rabu tanggal 13 Maret mulai pukul 08.30 WIB,” kata Hendriana, Senin (11/3).
Dilansir dari mediacenter.batam.go.id, tahun ini lomba akan diikuti 800 pemain dengan jumlah jong sekitar 1.600 unit perahu. Peserta berasal dari Batam, dan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Selain itu, juga ada peserta dari luar negeri. Yang sudah memastikan adalah peserta dari Singapura.
Perlombaan dibagi menjadi empat kategori yakni, kelas Jong Kecil dengan ukuran 1-1,29 meter, Jong Sedang berukuran 1,3-1,59 meter, dan Jong Besar 1,6-1,9 meter. Kemudian ada juga kelas Jong untuk anak-anak.
“Hadiah yang disiapkan tahun ini sebesar total Rp 61 juta,” ujarnya.
Selain itu, peserta juga akan memperebutkan Piala Bergilir Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Tahun lalu, piala dibawa pulang oleh Persatuan Jong Teluk Dalam dari Pulau Buru, Kabupaten Karimun.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, Lomba Jong ini akan dikembangkan menjadi atraksi wisata. Karena permainan rakyat ini cukup menarik untuk dijadikan destinasi wisata apabila dikemas dengan baik.
“Wisatawan mancanegara suka dengan permainan tradisional seperti ini. Bisa kita kemas dan jadikan destinasi wisata. Mungkin bukan hanya perlombaannya tapi juga bisa kita jual cara pembuatannya, cara bermainnya. Jadi wisatawan tak cuma datang dan menonton,” kata Ardi.
Tentang Jong

Sejumlah literatur menyebutkan, permainan Jong ini berawal dari kegiatan ritual orang-orang etnis Tionghoa di jaman dahulu. Mereka sering memberikan sesaji ke tengah lautan menggunakan perahu kecil, yang salah satu isi sesaji tersebut terdapat satu kue bernama Jong Kong.
Kegiatan itu menarik perhatian masyarakat luas, terutama masyarakat Melayu. Kemudian, sekelompok orang menjadikan Jong sebagai permainan dengan membuat berbagai replika perahu mini yang berwarna-warni.
Meski bentuknya perahu layar mini, tapi Jong tetap bisa berlayar hingga ratusan meter ke laut. Jong mengandalkan embusan angin.
Biasanya, Jong dibuat sepanjang 1,5 meter, lebar sejengkal tangan orang dewasa, dengan tinggi layar tak lebih dari dua meter. Kayu yang dipilih untuk membuat perahu Jong seringnya jenis kayu pulai.
Adapun cara memainkannya adalah dengan meletakkan perahu Jong ke air di pantai. Tiupan angin akan mendorong Jong ke arah tengah laut.
*****