Penulis: H.M Chaniago

Kepergian kadang mengangetkan, namun bukanlah suatu hal yang jahat jika kita memahami bahwa tak ada yang namanya keabadian

Pelantar.id – Dalam pemikiran seorang eksistensialis bernama Gabriel Marcel, cinta berperan membawa manusia untuk mengadakan hubungan eksistensialnya. Cinta baginya bukan hanya tentang perasaan sentimental semata, akan tetapi juga inti kehidupan yang berproses dalam hubungan antar manusia.

Menelaah lebih dalam konsep eksistensi cinta dari sisi Marcel, cinta seolah-olah menjadi sentral relasi sepasang manusia membentuk komune. Meleburkan ke’aku’an dan ke’engkau’an menjadi satu kesatuan dalam entitas yang transenden.

Dengan cinta, manusia terkadang mampu keluar dari konsep kediriannya hingga memeluk sesuatu yang bersifat transendental, terlampaui ke-aku-an dirinya sendiri.

Dalam sekuel Love for Sale 2 karya sineas Andibachtiar Yusuf, cinta tetap menjadi relasi sentral pembahasan. Serupa dengan sekual awal, keberadaan cinta tetap menjadi polemik inti, namun tidak hanya sebatas hubungan antar pria kesepian dengan sosok perempuan semata.

Love for Sale 2 lebih kompleks, cinta di sini tak hanya ruang privacy antar sepasang kekasih, namun juga dikembangkan menuju ranah yang lebih luas hingga ke sekat ruang kehidupan sebuah keluarga.

Pun dalam sekuel ini, kita akan melihat sosok yang awalnya tak ambil peduli akan cinta, namun ketika perasaan itu muncul segala hal bisa melebihi dari konsep ke-aku-annya, menjadi konsep ke-transendental-am.

Love for Sale 2 dari Prekuel Kisah Cinta Dewasa Menuju Kisah Keluarga

Alkisah, selepas meninggalkan Richard (Gading Marten) di tahun 2018 (Love for Sale I). Arini (Della Dartyan) kembali memulai pertualangan barunya menjadi sosok pacar sewaan yang disediakan aplikasi dating Love Inc, demi menjajakan kisah cinta a la carte– atau fenomena khas ala kapitalisme digital.

Sementara itu sosok sentral lainnya, Indra ‘Ican’ Tauhid Sikumbang (Adipati Dolken), pria pekerja industri kreatif berusia 33 tahun. Di usianya yang telah berkepala tiga, Ican dihadapi dilema antara prinsip maskulinitas pria modern metropolitan dengan harapan primordial Ibunya.

Ibunya Ican, Rosmaida (Ratna Riantiarno) perempuan asli suku Minang hidup sendirian setelah suaminya meninggal. Di usia senjanya, Ia memiliki harapan agar Ican segera menikah dan hidup berkeluarga layaknya pria lain.

Di awal cerita kita akan melihat sosok Ican yang tak akan ambil peduli tentang hubungan percintaan apa lagi pernikahan. Walau silih berganti membawa perempuan ke kamar.

Baginya menjalin hubungan bukan suatu hal yang bersifat urgensi. Di sinilah pembeda karakter antara Ican (Lover for Sale 2) dan Richard (Love for Sale 1). Karakter dari dua sosok yang menjadi benang merahnya, dan pertimbangan Arini di akhir cerita.

Persoalan keluarga di dalam film ini tak hanya tentang Ican semata. Dua orang suadaranya, Anandoyo ‘Ndoy’ Tauhid Sikumbang (Ario Wahab), abangnya bekerja sebagai PNS namun karena menikahi janda beranak satu menjadi polemik tersendiri, terutama bagi Ibunya Ican akibat omongan tetangga.

Pun adiknya, Yunus ‘Bucun’ Tauhid Sikumbang (Bastian Steel) yang menikah di usia muda karena married by accident, menghidangkan dilema pernikahan dini yang sering terjadi di Indonesia. Persoalan kematangan emosional dan pemikiran menjadi konflik rumahtangga Bucun.

Hal lainnya, di tengah disfungsi kehidupan keluarga, hadirlah satu momen kontemplatif sebagai proses perkenalan Arini dengan keluarga Ican. Kedatangan Arini membawa aura baru dalam diri Rosmaida dan keluarga Ican secara keseluruhan.

Kalau sebelumnya Arini bertemu Richard memperkenalkan namanya sebagai Arini Kusuma, maka dalam film Ia adalah Arini Chaniago, perempuan keturunan Minang-Makassar.

Kedatangan Arini perlahan membawa perubahan sikap dalam diri Bu Ros secara halus. Ketidaksukaannya di awal akan istri Ndoy, Maya (Putri Ayudya) perlahan terkikis sejak kedatangan Arini. Meski begitu dalam film ini Arini tetaplah sosok anti-hero, tanpa ada glorifikasi khusus.

Secara penokohan, akting Ratna Riantiarno yang berperan sebagai Bu Rosmaida cukup meyakinkan, meski dalam beberapa fragmen saat Ia berbahasa Minang ada pelafalan yang kurang kuat.

Tapi secara keseluruhan Ia berhasil menghidup sosok Ibu dengan nilai keibuan yang kental walau terkesan konservatif. Sebagaimanapun prilaku seorang anak, Ia tetaplah anak yang akan disayang ibunya. Hal seperti ini berhasil Ia tampilkan.

Love for Sale 2, walau di luar ekspektasi namun tetap memikat dan menyajikan teka-teki dan misteri tentang Arini. Layak ditunggu prekuel selanjutnya. Karena di akhir kisah terdapat post-credit Arini yang kembali ke percetakan Richard, sementara Ibundanya Ican dan keluarganya terus mencari keberadaan Arini.

Youtube:

***
Love for Sale 2 | 2019 | Sutradara: Andibachtiar Yusuf | Penulis: Andibachtiar Yusuf | Produksi: Visinema Picture | Negara: Indonesia | Pemeran: Adipati Dolken, Della Dartyan, Ratna Riantiarno, Ariyo Wahab, Putri Ayudya, Bastian Steel.