pelantar.id – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Nurdin Basirun mengingatkan mahasiswa agar tidak fokus mengejar pekerjaan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Ia mengajak mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan di bidang entrepreneur atau kewirausahaan.
“Tamat kuliah, jangan langsung fokus mau jadi PNS. Bukan tak boleh, boleh. Tapi saya sarankan, lebih baik jadilah entrepreneur. Kembangkan kemampuan kalian di bidang wirausaha. Selain bagus untuk diri sendiri, juga bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain,” kata Nurdin dalam seminar nasional Kiat Sukses Meraih Masa Depan Cemerlang di Aula Universitas Putera Batam, Batam, Sabtu (20/10).
Di acara seminar yang disejalankan dengan penandatanganan kerja sama antara Universitas Putera Batam dengan Universitas Esa Unggul dan Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta itu, Nurdin mengatakan, entrepreneur bukan hanya tentang menjadi seorang pengusaha yang fokus dengan uang dan uang saja. Namun, seorang entrepreneur juga akan mengembangkan diri soal tata kelola, manajemen dan inovasi. Menjadi seorang entrepreneur berarti juga harus siap untuk terus menciptakan terobosan atau inovasi agar peluang akan potensi bisa terus digali dan dimanfaatkan.
Menurut Nurdin, banyak potensi yang bisa dikembangkan di Kepri. Misalnya, Kepri sangat cocok dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia karena letaknya yang strategis.
Selat Malaka merupakan jalur pelayaran terpadat karena 90 ribu kapal melaluinya selama setahun dan arus lalu lintas angkutan barang mencapai dua miliar dollar. Potensi pariwisata tiap daerah juga terus berkembang.
Setiap daerah di Kepri, bergerak dengan keunggulan kepariwisatan masing-masing. Bintan mengembangkan Pulau Nikoi dan Pulau Cempedak. Batam mengembangkan Pulau Ranoh, Pulau Nirup dan Pulau Pengalap. Karimun mengembangkan Pulau Telunas. Anambas mengembangkan Pulau Bawah. Natuna mengembangkan Pulau Senoa dan Lingga mengembangkan Pulau Benan serta Tanjungpinang mengembangkan Pulau Penyengat.
Baca Juga : Kemenperindag Dorong Produktivitas UMKM Kepri
Pada kesempatan itu, Nurdin juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama wujudkan salah satu Nawacita dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yakni Indonesia menuju Poros Maritim Dunia dengan mengembangkan budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas, diplomasi maritim dan pertahanan maritim. Ia pun mengutip amanat Presiden Joko Widodo pada pidato pelantikan presiden di Gedung DPR-MPR Jakarta, 20 Oktober 2014 lalu.
“Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai Negara Maritim. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi selat dan teluk. Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita dimasa lalu, bisa kembali membahana. Untuk membangun Indonesia menjadi negara yang besar, negara yang kuat, negara yang makmur, negara yang damai, kita harus memiliki jiwa Cakrawati Samudera, jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung,” katanya.
Ia mengatakan, cita-cita kemaritiman sudah menjadi tekad bangsa Indonesia sejak lama. Kemudian, Nurdin mengutip pula amanat Presiden RI pertama, Soekarno yang disampaikan pada 17 November 1963 di Institut Angkatan Laut Surabaya.
“Usahakan agar kita menjadi Bangsa Pelaut kembali. Ya, Bangsa Pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan menjadi jongos di Kapal. Bukan, tapi Bangsa Pelaut dalam arti Cakrawati Samudera. Bangsa Pelaut yang mempunyai Armada Niaga, Bangsa Pelaut yang mempunyai Armada Militer, Bangsa Pelaut yang kesibukannya di laut, menandingi irama gelombang laut itu sendiri,” tegasnya.
Nurdin juga mengingatkan mahasiswa agar selalu memegang teguh empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Adapun tantangan yang sedang dan akan dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan masa mendatang adalah penyebaran paham-paham radikalisme, teroris, narkoba, dan korupsi.
Editor : Yuri B Trisna