Oleh:

Rahmadani Sabrian, S.S, M.Hum

Pemerhati Linguistik

“Kita tak bisa lagi berkomunikasi,” begitulah alasan yang umum dinyatakan  pasangan saat mengakhiri hubungan.

Pelantar.id – Jika ditelisik lebih dalam, kalimat tersebut berarti bahwa “jika saja pasanganku mau berkomunikasi dengan caraku maka hubungan kami akan lebih baik.”

Pernyataan di atas terjadi karena perbedaan cara berkomunikasi. Menurut penelitian, perempuan lebih banyak berkata-kata daripada laki-laki.

Lalu apakah hal ini membuat perempuan lebih handal dalam berkomunikasi? Tidak, kecuali sifat tersebut dibarengi dengan kemampuan komunikasi yang baik dan mumpuni.

Perempuan dapat berkomunikasi secara baik dengan sesama jenis kelaminnya, begitu pun dengan laki-laki. Hal ini menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki adalah pembicara yang handal dalam wilayah mereka masing-masing.

Perempuan lebih baik saat membicarakan perasaan dan hubungan mereka, sedangkan laki-laki lebih cenderung membicarakan tentang olah raga, politik, dan dunia di luar perasaan mereka.

Perbedaan tersebut kadangkala membuat perempuan frustasi dan menganggap bahwa pasangannya sudah tidak memperdulikannya lagi.

Tampaknya, perempuan dan laki-laki mengutarakan bahasa yang berbeda jika bersama dengan lawan jenisnya.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Masing-masing jenis kelamin ternyata memiliki cara mereka sendiri dalam berkomunikasi yang diperoleh saat masa anak-anak dan diperkuat dalam masa perkembangannya.

Ketika mereka lahir, status sosial serta peran gender mereka sudah ditentukan terlebih dahulu yang akhirnya akan membentuk kepribadian serta cara berkomunikasi.

Faktor tersebut juga ditambah dengan pernyataan ahli neurolinguistik yang menyatakan bahwa struktur otak antar jenis kelamin juga memiliki peranan dalam perbedaan ini.

Tidak jarang perbedaan cara komunikasi ini diperparah dengan ego masing-masing yang menganggap bahwa cara merekalah yang paling benar. Lantas apa yang harus kita lakukan agar komunikasi yang baik dapat tercapai?

Pertama, kita harus memiliki pemahaman bahwa diri kita sendiri berbeda dengan pasangan. Dengan pemahaman ini kita mampu untuk mengendalikan diri sehingga konflik pun dapat terhindari.

Kedua, belajar untuk menjembatani perbedaan tersebut dan jangan pernah mencoba untuk menghilangkannya.

Ketiga, berusaha merubah diri sendiri dan bukan merubah orang lain. Ketika perbedaan sudah memuncak dan komunikasi menjadi sulit, tanyakan kpd pasangan apa yang harus kita rubah agar komunikasi bisa menjadi lancar. (*)