
pelantar.id – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki potensi pertanian yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Salah satunya dibuktikan dengan ekspor produk pertanian dari Kepri senilai Rp49 miliar ke berbagai negara di Pelabuhan Batuampar, Batam, Selasa (19/3/19) lalu.
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun menyatakan, banyak potensi pertanian di Kepri yang bernilai ekspor. Potensi tersebut harus terus digali dan dimaksimalkan bersama agar meningkatkan devisa dan pendapatan daerah.
“Ini kekuatan dan kerja sama yang dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Malam ini bukti kerja keras bisa kita lakukan bersama-sama ekspor yang bernilai cukup fantastis dan meningkatkan devisa negara serta pemasukan bagi daerah,” kata Nurdin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/3/19).
Komoditi ekspor yang dilepas itu adalah, cocoa butter produk PT Asia Cocoa Indonesia, cocoa powder (PT Asia Cocoa Indonesia), daging kelapa (PT Heng Guan), rumput laut (PT Kencana Bumi Sukses) dan minyak sawit (PT Synergy Oil Nusantara). Untuk negara tujuan, cocoa butter diekspor ke Jerman, Amerika Serikat, dan Estonia.
Kemudian, produk cocoa powder diekspor ke Vietnam, dan Meksiko. Daging kelapa ke alaysia, rumput laut ke China), dan minyak sawit ke negara Tanzania.
Adapun nilai dari produk-produk tersebut adalah, cocoa butter dan cocoa powder sebesar Rp46,6 miliar, daging kelapa senilai Rp338 juta, rumput laut Rp110 juta, dan minyak sawit senilai Rp2,3 miliar.
“Total nilai ekspor yang dilepas malam itu berjumlah Rp49,4 miliar,” kata Nurdin.
Selain Nurdin, turut hadir di acara pelepasan produk-produk ekspor itu di antaranya, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, Suryo Irianto Putro, Kepala Dinas Pertanian Kepri, Ahmad Izhar, dan Kepala Biro Humas Protokol dan Penghubung Kepri Nilwan, serta Asisten Ekonomi Pembangunan Pemko Batam, Febrialin dan Wadir Binmas Polda Kepri, AKBP Edi Suryanto.
Nurdin mengatakan, ekspor kali ini hendaknya dijadikan motivasi untuk meningkatkan nilai ekspor Kepri. Dengan demikian, produk-produk pertanian dari Kepri bisa lebih dikenal negara luar dan membuka pasar yang semakin besar.
Menurut dia, potensi pertanian sangat berpeluang untuk dikembangkan di Kepri. Wilayah yang dimiliki juga tidak kalah saing dan subur seperti di Kabupaten Lingga, Natuna, Anambas, Karimun dan lainnya.
“Saya mengajak seluruh stake holder di Kepri untuk bersama-sama dan bersinergi dengan bergandengan tangan agar hambatan yang menghalang bisa diselesaikan. Rentang waktu harus dikurangi. Pangkas birokrasi tanpa melanggar aturan dan peraturan,” kata Nurdin.
Menurut Nurdin, ekspor ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dan Kepri khususnya. Karena itu, pihaknya terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan kabupaten kota untuk terus meningkatkan infrastruktur dibidang pelabuhan untuk mendukung ekspor tersebut.
“Ini sejalan dengan pesan Pak Presiden yang menginginkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara keempat terkuat perekonomiannya di dunia dan sebagai negara lumbung penghasil pangan,” ujarnya.
Nurdin menyebutkan, banyak potensi pertanian dan kelautan Kepri. Seperti rumput laut yang diekspor dari Pulau Pauh – Moro sebanyak 40 ton. Untuk itu perlu dikuatkan hubungan antara pengusaha dengan petani sehingga terus berjalan.
Nanas dan pisang juga merupakan komoditi yang diekspor ke Singapura, sementara kelapa bulat dari Kabupaten Karimun juga sudah diekspor ke Thailand.
Saat acara pelepasan di Pelabuhan Batuampar itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan RI, Ali Jamil mengatakan, untuk menguatkan ekspor khususnya di sektor pertanian, hal yang perlu dilakukan adalah akselerasi. Karena itu, ia mengajak seluruh unit pelaksana teknis (UPT) untuk selalu berkoordinasi dengan para pimpinan di daerah agar meningkatkan sektor pertanian yang diminta/unggulan oleh negara tujuan ekspor bisa ditingkatkan.
Di Kepri saat ini terdapat 3 UPT yakni UPT Tanjungpinang, UPT Batam dan UPT Tanjungbalai Karimun.
“Pelabuhan Batuampar ini pun harus dimaksimalkan untuk mendorong ekspor ke negara tujuan. Seperti UPT Tanjungbalai Karimun melakukan ekspor melalui pelabuhan Batuampar ke Malaysia dan China. Senergi dengan seluruh stake holder perlu dilakukan agar tidak terjadi permasalahan di lapangan,” katanya.
*****