pelantar.id – Adanya upaya setiap negara yang membatasi pengunjung ke negaranya karena Covid-19 berdampak pada rendahnya permintaan perjalanan internasional secara global.

Dikutip dari jakartapost, menurut perusahaan riset dari Inggris, Oxford Economics Ltd bahwa permintaan perjalanan internasional global diperkirakan turun 57 persen pada tahun 2020 dan diprediksi tidak akan meningkat hingga 2024.

Hal itu juga disebabkan oleh efek ekonomi dari pandemi dan sentimen negatif yang masih ada terhadap perjalanan internasional, termasuk dampak pada perjalanan liburan dan bisnis, kata Oxford Economics Ltd. dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Meskipun beberapa negara melunak dengan membuka jalur masuk ke negaranya, namun tetap saja kunjungan internasional belum stabil. “Namun, ada kesulitan besar dalam mencapai keseimbangan yang tepat antara memastikan virus tetap terkendali sambil menghidupkan kembali pariwisata,” kata perusahaan riset itu.

Berbeda dengan perjalanan ke luar negeri, permintaan wisata domestik diperkirakan lebih pulih lebih dulu, kembali ke level pada 2019 pada 2022, menurut laporan itu.

Baca juga: Wisata Kepri Belum Pulih, Kunjungan Wisman Masih Turun

Di Jepang, pengunjung yang masuk turun 99,9 persen dari tahun sebelumnya selama empat bulan berturut-turut di bulan Juli, dengan masuknya warga negara asing dari lebih dari 140 negara dan wilayah tetap dilarang.

Di Eropa juga terjadi penurunan perjalanan lintas batas yang merosot 56 persen. Sementara di Indonesia, khususnya Batam penurunan permintaan perjalanan internasional dapat dilihat dari penurunan jumlah kunjungan wisman.

Per Juli 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat jumlah kunjungan wisman sebanyak sebanyak 1.765 kunjungan.

Jumlah tersebut masih turun 1,23 persen dibanding bulan sebelumnya, di mana pada Juni 2020 tercatat sebanyak 1.787 kunjungan.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan di bulan yang sama untuk tahun 2019 terjadi penurunan yang cukup drastis atau sebesar 99,19 persen.