pelantar.id – Momen Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto berpelukan di venue pencak silat Asian Games 2018 bersama pesilat Hanifan Yudani dalam balutan bendera Merah Putih terus menuai decak kagum. Momen itu dianggap menjadi awal berdamainya dua kubu yang selama ini berseberangan.

Seperti diketahui, Jokowi dan Prabowo akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2019. Masing-masing memiliki pendukung yang selama hampir 4 tahun belakangan ini kerap ‘berperang’ baik di media massa maupun media dalam jejaring (daring) seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Pilpres 2019 nanti, menjadi arena pertarungan kedua bagi Jokowi dan Prabowo. Pada Pilpres 2014 silam, keduanya sudah bertemu dalam ‘ring’ yang dimenangkan oleh Jokowi. Jika saat itu Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Prabowo dengan Hatta Rajasa, kini pasangannya berbeda; Jokowi bersama Ma’ruf Amin sedang Prabowo menggandeng Sandiaga Uno.

Sejak 2014 sampai sekarang, pendukung masing-masing kubu jarang yang akur. Perdebatan panjang bahkan kerap berujung pada fitnah dan tebaran kebencian.

Karena itu, ketika Hanifan Yudani memberi kejutan menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam pelukan Merah Putih usai berhasil meraih emas di nomor Tarung Putra Kelas C (55-60Kg), banyak pihak yang bersuka ria. Jagad media sosial pun riuh dengan kegembiraan. Untuk beberapa waktu, ‘peperangan’ pendukung kedua kubu menjadi senyap. Hanifan sendiri mengaku spontan menarik Jokowi dan Prabowo untuk berpelukan di tribun VVIP, usai menyalami sejumlah tokoh politik yang hadir.

Prabowo ada di tempat itu selaku Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra itu tampak bahagia, anak-anak asuhnya mampu menyapu bersih medali emas. Di venue itu, juga ada Jusuf Kalla dan Megawai Soekarno Putri. Mereka, dan sejumlah elite politik tampak terharu senang.

Presiden Jokowi dan Ketua IPSI Prabowo Subianto berswafoto bersama usai mengalungkan medali emas kepada pesilat Indonesia Wewey Wita, Rabu (29/8).
Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika

Beberapa pengamat politik pun menyambut baik momentum itu. “Itu yang benar, ngapain bentrok, saling perang, bertengkar? Wong jagoannya aja berpelukan,” kata M Qadari, pengamat poltik, dikutip dari Detik.com.

Berpelukannya Jokowi dan Prabowo harus menjadi pemicu damainya pelaksanaan Pemilu 2019 nanti. Asian Games hendaknya dijadikan momentum para elit politik memberi suasana sejuk tanpa provokasi. Para pendukung Jokowi dan Prabowo diharapkan tidak lagi menyebarkan kebencian.

“Tak perlu lagi masing-masing memprovokasi, menyebar kebencian apalagi sampai fitnah. Kita semua anak-anak bangsa harus bersatu,” kata Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Tensi tinggi antara masing-masing pendukung langsung reda begitu momentum Jokowi dan Prabowo itu menjadi trending topic. Prabowo menegaskan, dirinya sangat bahagia berada dalam suasana ‘mesra’ tersebut.

“Kita harus bersatu membangun Indonesia, kita ini satu keluarga besar,” katanya.

Jokowi mengaku sempat kaget saat ditarik Hanifan. Secara refleks, ia mengikuti nalurinya untuk memeluk Hanifan yang saat itu sudah merangkul Prabowo. “Ya saya sempat kaget juga. Tapi itu bagus, sangat bagus. Itu bukti kalau kita semua sesungguhnya satu, untuk Indonesia,” katanya.

Editor : Yuri B Trisna