pelantar.id – Pembenahan seluruh jalan utama di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, ditargetkan selesai dalam waktu tujuh tahun yaitu 2023. Proyek pembangunan dan pembenahan jaan ini dimulai pada 2016, dalam kepemimpinan Wali Kota Muhammad Rudi.
“Dalam tujuh tahun, jalan arteri Kota Batam selesai, sampai Sagulung. Dan di lima tahun ini, target pembangunan sampai ke Mukakuning dan jalan menuju Sekupang,” katanya di Batam, kemarin.
Pemerintah Kota Batam telah membuat rencana pembenahan jalan hingga selesai seluruh wilayah Kota Batam, meski masa kepemimpinan Muhammad Rudi-Amsakar Achmad berakhir 2021. Rudi berharap, wali kota periode 2021-2026 melanjutkan rencana itu agar pembangunan merata dan dapat dirasakan seluruh masyarakat.
“Wali kota selanjutnya tinggal membangun. Kalau tidak dilanjutkan, jadi pertanyaan warga, kenapa tak dibangun lagi,” kata dia.
Pembenahan jalan utama dilakukan untuk mengurai sekaligus mengantisipasi kemacetan di kota ini. Kemacetan di Bata, akan sulit dihindari bila pemerintah tidak membangun jalan, karena kendaraan di pulau utama sulit ke luar pulau, sementara kendaraan baru terus berdatangan.
Pemerintah, lanjut Rudi, belum mampu membuat jalan bertingkat-tingkat seperti di kota lain di dunia, karenanya dibuat pelebaran jalan ke samping. Ia mengakui, pelebaran jalan ke samping harus mengorbankan taman yang ada di tengah dan pinggir jalan. Meski sedih, namun hal itu tetap harus dilakukan agar pembangunan dapat berjalan.
“Harus ada yang dikorbankan,” kata mantan anggota DPRD Batam ini.
Untuk mengganti taman dan tanaman yang harus dipotong, Pemko Batam mengajak perusahaan yang beroperasi di Batam untuk melakukan penghijauan menggunakan dana tanggun gjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

Wali Kota Batam Muhammad Rudi meninjau pekerjaan pelebaran jalan di kawasan Batam Centre, beberapa waktu lalu.
Dok Humas Pemko Batam
Proyek Jalan Lingkar Luar
Pemko Batam juga berencana memulai pembangunan jalan lingkar luar yang menghubungkan daerah permukiman kawasan Tiban dengan kawasan perdagangan dan bisnis di Jodoh akan dimulai 2019.
“Jalan lingkar luar, tahun depan dimulai dari Tiban Princes ke arah laut,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Yumasnur.
Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembukaan jalan dari Jodoh ke arah laut, baru kemudian pembangunan jembatan yang menghubungkan keduanya. Yumasnur mengatakan, pembangunan jalan lingkar luar itu hingga kini masih direncanakan meggunakan dana APBD.
Jalan lingkar luar, yang dibangun di pesisir dengan pemandangan Singapura itu harus melalui lahan yang sudah dikuasai sejumlah pihak, sehingga perlu persetujuan untuk melanjutkan pembangunan.
Wali Kota Batam sudah meminta masyarakat yang lahannya terdampak pembangunan jalan lingkar luar untuk merelakannya demi kemajuan kota. Menurut Rudi, pembangunan jalan lingkar luar dibutuhkan untuk mengurai kemacetan di Jalan Gajah Mada, jalan penghubung utama menuju Pelabuhan Sekupang itu.
Selama ini, truk besar kerap mengalami kendala saat melalui Jalan Gajah Mada dan menyebabkan macet panjang di belakangnya.
“Dan ke dua, kita ini kerja terus. Hiburannya kapan? Kalau sudah ada ring road, masyarakat bisa jalan ke ring road, lihat lampu Singapura,” kata wali kota.
Pembangunan jalan lingkar luar melengkapi upaya Pemko Batam menata kota, setelah sebelumnya merapihkan jalan di kawasan bisnis dan perdagangan Jodoh-Nagoya. Menurut Rudi, penataan kota itu merupakan langkah untuk menarik wisatawan lebih banyak datang ke Batam.
“Karena pariwisata ini bisa membuat perekonomian Batam tetap berputar di tengah kelesuan sektor industri. Kalau sudah selesai semua, target saya kunjungan wisatawan bisa mencapai 2,5 juta,” ujarnya
Penulis: Dwita Sari
Editor: Yuri B Trisna