pelantar.id – Animo para orangtua pada Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri mengalami penurunan pada hari terakhir, Kamis (5/7). Sebelumnya, pendaftar menyerbu sejumlah sekolah negeri dan menyebabkan penumpukkan akibat terbatasnya kuota siswa yang disediakan.
Pantauan pelantar.id di SMP 28 dan SMP 42 menunjukkan, penurunan animo itu disinyalir akibat para orangtua terpaksa menyekolahkan anak ke swasta, kendati harus mengeluarkan biaya yang relatif besar. Di SMP 28, berkas pendaftar yang sudah terinput sebanyak 300 lebih. Sedangkan kuota PPDB untuk SMP 28 hanya sebanyak 252 siswa saja.
Kepala SMP Negeri 28, Boedi Setijorini menyatakan, hingga hari terakhir sebetulnya masih banyak pendaftar dari lingkungan sekitar SMP 28 yakni di Taman Raya yang belum semua terakomodir.
“Untuk tahun ini, kami sudah mengajukan ke Disdik Batam untuk penambahan kuota jumlah siswa yang akan kami terima. Kami kemarin sudah menggelar rapat dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah, dengan RT/RW membahas untuk memberikan prioritas anak-anak yang tinggal di dekat lingkungan sekolah yakni di Taman Raya,” ujar Boedi.
Baca Juga : Tak Mampu Bayar Seragam, Orangtua Tunda Sekolahkan Anak
Menurut dia, SMP 28 memprioritaskan empat RW yang berada di Taman Raya, dengan jumlah calon siswa pendaftar mencapai 100 orang. Berkas pendaftar yang telah diterima dan menumpuk saat ini belum mendapatkan solusi lebih lanjut. Dia berharap, pemerintah menyetujui penambahan kuota rombongan belajar untuk mengakomodir pendaftar yang belum tertampung.
“Kami sih berharap nanti ada kebijakan dari Pemko Batam dalam hal ini Disdik Batam memberikan persetujuan penambahan jumlah kuota penerimaan siswa baru tahun ini,” terang mantan Kepsek SMPN 42 ini.
Boedi mengakui dalam satu rombel berdasarkan ketentuan PPDB, maksimal diisi 36 siswa. Jumlah tersebut diyakini tak akan mampu menampung calon siswa yang tinggal di dekat lingkungan sekolah maupun siswa berprestasi berdasarkan nilai.
“Ini baru siswa lingkungan sekitar sekolah saja. Belum nantinya siswa limpahan dari SMP 42 yang tak akan diterima dan lari mendaftar ke sekolah sini,” kata Boedi.
Saat ini di SMP 28 terdapat tujuh rombel, atau bertambah satu rombel dibandingkan tahun lalu. Padahal jumlah ruang kelas yang ada saat ini hanya ada enam kelas.
Baca Juga : Penerimaan Siswa Baru Jangan Bikin Susah Masyarakat
Untuk mengantisipasi hal itu, Boedi Setijorini berencana memfungsikan ruang musala atau aula sebagai ruang belajar.
“Ya gimana lagi, itu solusi terbaiknya saat ini,” terangnya.
Terpisah, Kepsek SMPN 42, Sumiati menegaskan, pihaknya tak akan meminta penambahan jumlah kuota dan akan tetap mengikuti aturan PPDB yakni dalam satu rombel maksimal 36 siswa.
“Untuk saat ini SMP 42 terdapat enam ruang kelas atau enam rombel. Kalau kami paksakan dalam satu kelas diisi lebih dari 36 siswa, bahkan sampai 45 siswa, itu yang kami jaga jangan sampai terjadi di SMP ini. Kenapa, kami ingin menjaga mutu dan kualitas pendidikan di SMP 42. Kalau mutu bagus, otomatis siswa pun juga akan mengikuti,” terang Sumiati.
Tak hanya ruang kelas yang terbatas. Sumiati juga mengaku, tenaga pengajar di SMP 42 juga kurang. Misalnya saja saat ini di satu pengajar, harus menghandel dua mata pelajaran. Belum lagi tenaga administrasi sekolah seperti TU juga sangat kurang.
Sementara berapa nilai terendah dan tertinggi calon siswa yang mendaftar di SMP 28 maupun 42, belum bisa diketahui berdasarkan ranking. Nilai baru bisa diketahui pada hari Sabtu (7/7) setelah semua data terinput.
Joko Sulistyo