pelantar.id – Kenaikan harga tiket pesawat yang cukup tinggi memukul sektor pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Penjualan oleh-oleh dan paket perjalanan ke daerah itu anjlok hingga 70 persen.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan nusantara ke Kepri. Dampaknya sudah dirasakan sejak awal Januari 2019.

Menurut Buralimar, sejak harga tiket melonjak tinggi, tingkat hunian hotel untuk wisatawan domsetik di Kepri menurun antara 20 sampai 30 persen. Sedangkan pemesanan paket perjalanan ke Kepri anjlok 60 hingga 65 persen.

“Kami sudah sampaikan masalah ini secara lisan kepada Menteri Pariwisata dan Kementerian Perhubungan. Secara resmi, kami akan menyurati pemerintah pusat, berharap agar harga tiket diturunkan,” katanya, Rabu (20/2/19).

Buralimar

Selain hunian hotel dan paket perjalanan, penurunan akibat mahalnya harga tiket pesawat juga memukul bisnis oleh-oleh di Kepri. Laporan yang diterimanya, penurunan penjualan oleh-oleh sampai 70 persen.

Menurut Buralimar, kunjungan wisatawan domestik ke Kepri sangat penting. Meskipun saat ini Kepri merupakan pintu wisatawan mancanegara ketiga terbesar di Indonesia.

Tahun 2018, wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kepri mencapai satu juta lebih. Menurut Buralimar, dalam setiap kunjungannya di Kepri, wisatawan lokal itu rata-rata menghabiskan yang sekitar Rp3,5 juta.

Protes Pelaku Pariwisata

Terkait mahalnya harga tiket penerbangan domestik, lebih 100 orang pelaku pariwisata di Kota Batam yang tergabung dalam 12 asosiasi sudah menggelar protes dalam bentuk pawai, Senin (11/2/19) lalu. Mereka menyebut aksi protes itu dengan pawai keprihatinan pariwisata.

Menurut Irwandi selaku koordinator aksi,tingginya harga tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar mengakibatkan pariwisata di Batam menjadi lumpuh. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan berdampak negatif pula bagi perekonomian Batam.

“Sekarang di airport tidak ada orang berpergian, jadwal penerbangan sekarang juga disatukan,” kata dia dilansir dari Antara.

Irwandi menegaskan, industri pariwisata memiliki banyak hubungan dengan industri lainnya, sehingga turunnya pariwisata akan berimbas pada perekonomian keseluruhan.

Dalam pawai tersebut, para pelaku pariwsata membuat petisi keprihatinan di antaranya berisi tentang penolakan kebijakan bagasi berbayar oleh beberapa maskapai dan meminta pemerintah mengintervensi harga tiket pesawat agar industri pariwisata bergairah lagi.

*****

Editor : Yuri B Trisna