Sejumlah kru darat mengangkut bagasi penumpang pesawat di apron Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, beberapa waktu lalu. (PELANTAR.ID/Joko Sulistyo)

pelantar.id – Kenaikan harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang pesawat di Kepulauan Riau (Kepri) pada Januari 2019 turun 109.026 orang atau sekitar 21,77 persen dibanding Januari 2018. Penurunan penumpang terjadi untuk penumpang domestik maupun internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri mencatat, jumlah penumpang angkutan udara di wilayah Kepri pada Januari 2018 sebanyak 500.746 orang. Sementara pada Januari 2019 tercatat sebanyak 391.720 orang.

“Kenaikan harga tiket pesawat sejak akhir tahun 2018 memicu penurunan jumlah penumpang pesawat yang cukup signifikan. Dibandingkan Desember 2018, jumlah penumpang pada Januari 2019 juga terjadi penurunan sekitar 13,30 persen,” kata Kepala BPS Kepri, Zulkipli, Senin (4/2/19).

Berdasarkan data kedatangan penumpang domestik, pada Januari 2019 tercatat 212.914 orang. Jumlah tersebut turun sebanyak 24.724 orang atau sekitar 10,40 persen dibanding jumlah penumpang pada Desember 2018 yang sebanyak 237.638 orang.

Sedangkan bila dibandingkan periode Januari 2019 dengan Januari 2018, maka penurunan penumpang domestik sekitar 21,03 persen.

Penurunan penumpang juga terjadi pada sisi keberangkatan. BPS mencatat, selama Januari 2019, orang yang berangkat dari bandara di wilayah Kepri sebanyak 175.404 orang.

Dari jumlah itu diketahui ada penurunan sebanyak 35.784 orang atau sekitar 16,94 persen dibanding jumlah penumpang pada Desember 2018 yang tercatat sebanyak 211.188 orang. Sementara bila dibandingkan penumpang pada Januari 2018, terjadi penurunan sekitar 23,24 persen.

Turunnya jumlah penumpang juga terlihat pada data keberangkatan ke luar negeri. Pada Januari 2019, BPS mencatat penumpang yang ke luar negeri dari bandara di Kepri sebanyak 1.597 orang.

Jumlah itu turun 15 orang atau sekitar 0,93 persen dibanding jumlah penumpang pada Desember 2018. Namun, untuk penumpang penerbangan internasional yang datang ke Kepri selama Januari 2019, tercatat mengalami kenaikan sekitar 33,11 persen dibanding Desember 2018.

Pada Januari 2019 penumpang angkutan udara internasional yang datang ke Kepri sebanyak 1.805 orang, sedangkan pada Desember 2018 tercatat sebanyak 1.356 orang.

Zulkipli mengatakan, kesimpulan umum, jumlah penumpang pesawat di Kepri selama Januari 2019 didominasi penumpang yang datang dari penerbangan domestik yakni 54,35 persen. Sedangkan yang terendah adalah jumlah penumpang penerbangan internasional yang berangkat yaitu sebesar 0,41 persen dari total seluruh penumpang angkutan udara.

Zulkipli

Picu Inflasi Batam

Sebelumnya, Kepala BPS Kota Batam, Rahyudin mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat memicu inflasi di Batam hingga 0,26 persen pada Februari 2019.

“Inflasi Batam penyebabnya bukan kenaikan harga cabai, kalau itu bisa dikendalikan. Tapi kenaikan harga tiket pesawat,” kata Rahyudin di Batam, Minggu (3/3/19) dilansir dari Antara.

Catatan BPS, pada Februari 2019, Batam mengalami inflasi 0,26 persen, inflasi tahun kalender 0,34 persen dan inflasi year on year 2018 mencapai 3,05 persen. Secara kumulatif, inflasi di Kota Batam pada Februari 2019, menjadi kelima yang tertinggi di wilayah Sumatera, setelah Bengkulu, Tanjungpinang, Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan.

Kenaikan harga tiket pesawat menjadi penyumbang andil tertinggi inflasi, hingga mencapai 10,27 persen, kemudian ikan selar mencapai 5,45 persen dan kacang panjang 5,74 persen.

Sebaliknya, BPS mencatat sebagian harga komoditas pangan memberikan andil deflasi, yaitu bayam 18,22 persen, cabai merah 12,45 persen dan bawang merah 5,83 persen.

Ia menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, kenaikan bahan makanan pada Februari 2019 mengalami kenaikan 1,14 persen (yoy) dibanding tahun sebelumnya dengan andil -0,26 persen.

Harga makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan 4,58 persen dengan andil 0,01 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan 0,03 oersen dengan andil 0,01.

Harga sandang mengalami inflasi 3,26 persen dengan andil 0,01 persen, kesehatan mengalami inflasi 1,49 persen dengan andil 0,00 persen, pendidikan rekreasi dan olahraga inflasi 4,36 persen dengan andil 0,00 persen serta transport, komunikasi dan jasa keuangan inflasi 7,31 persen dengan andil 0,50 persen.

*****

Editor : Yuri B Trisna