pelantar.id – Masyarakat Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau diresahkan dengan kehadiran sejumlah orang yang mengaku petugas dari Pertamina. Mereka datang ke rumah warga dan memeriksa regulator gas elpiji.
Namun, pemeriksaan itu ternyata hanya modus belaka. Tujuannya, agar warga membeli regulator gas yang mereka jual.
Kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh Winarni, warga Kelurahan Harjosari Kecamatan Tebing, Karimun, Kamis (13/12/18). Ia mengaku didatangi seorang pria yang mengaku dari Pertamina di rumahnya.
Pria itu lantas meminta Winarni menunjukkan gas elpiji ukuran 3 kilogram yang dipakainya. Kemudian, pria tersebut mengajarkan cara memasang regulator yang benar.
Namun, tiba-tiba saja pria itu mengatakan kalau regulator milik Winarni rusak. Ia lalu menawarkan untuk mengganti dengan yang baru, regulator yang dijualnya.
Merasa curiga, Winarni kemudian menghubungi pihak konsultan pendistribusian gas di wilayah Karimun bernama Suyoko.
Tak lama, Suyoko tiba di rumah Winarni. Ia lalu memeriksa regulator gas elpiji milik Winarni tersebut.
“Regulator-nya patah,” kata Suyoko saat ditemui di kantornya, Jumat (12/12/18).
Suyoko memastikan, pria yang mendatangi warga itu bukan petugas Pertamina, melainkan salesman produk regulator gas elpiji.
“Masyarakat jangan langsung percaya jika ada orang yang ngaku petugas Pertamina. Cek dulu kebenaran, minta identitas atau surat izinnya,” kata Suyoko.
Diamankan Polisi
Setelah menerima laporan dari warga, Suyoko meneruskannya ke kepolisian. Kasus ini pun langsung ditindaklanjuti oleh jajaran Polsek Tebing.
Tak butuh lama, polisi berhasil menangkap FR, pria yang mengaku petugas dari Pertamina. Saat diamankan, FR sedang menawarkan produk regulator yang dibawanya pada warga Kapling, Kecamatan Tebing.
Kapolsek Tebing, AKP Budi Hartono mengatakan, kehadiran FR memang sudah meresahkan warga. Karena ia menjual barang dagangan dengan cara merusak terlebih dahulu regulator gas milik warha.
“Cara berjualannya tidak baik. Informasi ini juga sudah beredar di media sosial,” katanya.
Saat diperiksa, FR yang mengaku berasal dari Lampung itu masih tetap ngotot sebagai petugas dari Pertamina. Tapi ia tak bisa menunjukkan surat tugas atau tanda pengenal.
Namun, setelah didesak, ia kemudian mengakui hal itu agar warga lebih percaya. Ia mengaku pernah menawarkan produk regulator yang dijualnya pada Pertamina, tapi ditolak.
“Selain FR ini, masih ada belasan orang lain yang menjual produk serupa. Kasus ini terus kita dalami,” katanya.
Reporter : Abdul Gani
Editor : Yuri B Trisna