Pelantar.id – Polres Karimun akan memanggil manajemen PT Multi Ocen Shipyard (PT MOS) terkait meledaknya airbag pada perusahaan tersebut, Sabtu sore kemarin (24/11).

Polisi akan meminta penjelasan perusahaan terkait kronologis peristiwa ledakan itu.

Sementara Kasatreskrim Polres Karimun, AKP Lulik F mengaku, belum dapat menjelaskan secara rinci mengenai penyebab meledaknya airbag, di PT MOS yang mengakibatkan puluhan pekerjanya luka-luka.

“Nanti akan kita panggil semua pihak terkait atas kejadian kecelakaan kerja itu,” kata Lulik singkat, Selasa (27/11).

Atas kejadian itu, pihak kepolisian pun telah memasang police line pada sisa serpihan ledakan airbag di PT MOS. Sementara pada titik kejadian, tak dapat dilakukan pemasangan garis polisi karena berada pada luncuran kapal tanker yang langsung ke arah laut.

Sementara, Bupati Karimun Aunur Rafiq mengaku belum mengetahui informasi kecelakaan kerja yang terjadi di PT MOS pada Sabtu kemarin. Ia pun baru tahu setelah beberapa awak media menyampaikan kepadanya soal informasi 23 pekerja luka-luka, akibat ledakan airbag.

“Belum tahu kalau ada kecelakaan kerja di PT MOS,” kata Rafiq, Senin kemarin (26/11).

Soal tidak adanya jaminan BPJS bagi pekerja, Rafiq pun menegaskan agar Dinas Tenaga kerja menyurati perusahaan tersebut, untuk patuh kepada aturan ketenagakerjaan.

“Sebagai perusahaan besar wajib memberikan hak-hak pekerja, apa lagi BPJS Ketenagakerjaan, harus dimiliki pekerja sebagai jaminan mereka jika terjadi kecelakaan. Nanti saya perintahkan Disnaker untuk menyurati PT MOS,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa meledaknya airbag pada PT Multi Ocean Shipyar (MOS) yang mengakibatkan 23 pekerja luka-luka. Kejadian itu merupakan kejadian kedua kalinya pada Sabtu sore kemarin (24/11). Sebelumnya juga telah meledak satu airbag pada malam hari, Jumat malam (23/11) namun tidak memakan korban.

Hal itu disampaikan salah seorang pekerja pada perusahaan tersebut. Menurutnya, kedua airbag yang meledak pada waktu berbeda itu memang dinilai sudah tak layak pakai, namun dipaksakan untuk menjadi bantalan kapal tanker berbobot ribuan ton.

“Sehingga pada kejadian keduakalinya rupanya memakan korban sebanyak 23 orang. Yang malam harinya tidak ada pekerja yang berada di lokasi, karena yang sift malam sedikit jauh dari lokasi. Memang dua airbag yang meledak itu sudah tak layak pakai, terdapat lecet atau goresan yang cukup dalam, sehingga meledak,” kata seorang pekerja itu yang enggan disebutkan namanya, Senin (26/11).

Dikatakan, saat masih terdapat satu airbag yang bakalan meledak karena sudah tak layak pakai, terdapat lecet bekas goresan yang cukup dalam. Namun masih tetap digunakan sebagai bantalan kapal tanker.

Soal pengawasan dari bagian safety, pekerja itu mengaku telah dilakukan pengawasan dan pengecekan terhadap bagian safety, saat ledakan pertama pada malam hari. Namun pihak yang memeriksa itu hanya melihat kondisi airbvag dan tidak dilakukan antisipasi. Sehingga kembali terjadi ledakan kedua, yang memakan korban sebanyak 23 pekerja luka-luka.

“Ini satu airbag lagi mau meledak, sebentar lagi saya kirimkan fotonya,” ucap pekerja itu lagi.

Abdul Gani
==========
Keterangan Foto: Serpihan airbag di PT MOS yang telah meledak tak jauh dari lokasi, telah di police line oleh Polres Karimun beberapa hari kemarin pasca ledakan.