Pelantar.id – M. Diah, salah seorang warga Warga Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Batam, Kepulauan Riau mengungkapkan rasa syukurnya setelah listrik di desa itu dapat teraliri selama 24 jam. Hampir 20 tahun desa di sana tanpa penerangan listrik dari PLN.
Sebelumnya masyarakat desa setempat hanya menggunakan mesin genset sebagai sumber listrik. Itupun penggunaannya terbatas dari pukul 18.00-00.00 WIB.
“Iya semula menggunakan genset, listrik hanya teraliri malam, sekarang sudah 24 jam jadi kami lebih gampang beraktivitas dan menggunakan sesuai kebutuhan,” kata Diah warga kampung Sijantung.
Akhirnya ia dapat bergembira setelah peresmian Desa Berlistrik oleh Bright PLN menambah durasi penerangan di desanya, Jumat (28/9/2018).
Bantuan percepatan desa berlistrik ini tentunya mempermudah masyarakat setempat terutama kalangan pelajar yang tidak lagi gelap-gelapan saat belajar menjelang mangrib. Hal ini sudah dibaca oleh PLN Batam sebagai tanggung jawab moral untuk memberikan penerangan untuk desa-desa di Batam.
“Sekarang sudah ada listrik mereka bisa membaca, setidaknya dapat meningkatkan minat belajar masyarakat di sini,” kata harap Diah.
PLN Batam telah melakukan penambahan elektrifikasi pelanggan PLN Batam ke desa itu sejak Agustus lalu. Langkah tersebut menjadi bagian fokus PLN Batam dalam pengembangan jaringan di empat kelurahan di Pulau Rempang-Galang tahun 2018.
Kelurahan tersebut di antaranya kelurahan Sembulang, Kelurahan Sijantung, Kelurahan Rempang Cate dan Kelurahan Setokok. Di empat kelurahan ini telah tersambung listrik dengan panjang jaringan SUTM 33 Kms, SKTM 9 Kms, SUTR 2 Kms dengan total jumlah pelanggan tersambung 569 sambungan.
Hingga akhir tahun rencana sambungan listrik selanjutnya akan dirampungkan untuk beberapa kampung di Kelurahan Sembulang di antaranya Tanjung Banun, Dapur 6, Sungai Buluh dengan total investasi Rp 7, 7 Miliar.
Menurut Direktur Bright PLN Dadan Kurniadipura, percepatan desa berlistrik ini akan terus dilakukan hingga 2019. Dia mengatakan saat ini rasio elektrifikasi di Pulau Batam kurang lebih telah mencapai 98,4 persen termasuk sambungan listrik ke Hinterland, rasio elektrifikasi tertinggi di wilayah Kepri.
“Jadi kami berharap 1, 6 persen lagi tahun depan bisa tercapai, hingga daerah-daerah pulau di Batam terlistriki, rasio elektrifikasi 100 persen pasti bisa diwujudkan,” kata dia dalam acara peresmian itu.
Pada tahun 2019, bright PLN Batam berencana akan membangun jaringan kelistrikan di 8 desa yaitu Air Naga, Kampung Kelingking, Kampung Kalat, Kampung Monggak, Kampung Pasir Panjang, Kampung Baru, Kampung Tanjung Cakang dengan total 17 Kms SUTM, 22 Kms SKTM.
“Kami berupaya terus untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta keandalan pasokan listrik dengan beberapa program yang memudahkan masyarakat dalam menikmati listrik bright PLN Batam. Salah satunya program sambung baru dan naik daya gratis,” kata Dadan.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun mengatakan bahwa pemerintah daerah Kepulauan Riau terus mendorong PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat pulau. Apalagi masyarakat di selain Sijantung juga masih mengeluhkan belum mendapatkan penerangan, misalnya untuk masyarakat suku-suku laut.
“Ketersediaan listrik akan mendukung ekonomi kerakyataan dan kegiatan masyarakat lainnya untuk bertumbuh,” kata Nurdin.
Sebelum desa ini, Bright PLN Batam juga telah melaksanakan program Listrik Desa Barelang Terang di Kelurahan Galang Baru pada Selasa, 20 Agustus 2019.
Hal ini menandakan bahwa bright PLN Batam sudah merampungkan pembangunan infrastruktur listrik di daerah kerjanya di mainland.
“Setelah dua desa ini teraliri, maka Tugas bright PLN Batam dalam melistrikan daerah-daerah di pelosok di Batam sudah selesai. Namun demikian, kegiatan penyambungannya tidak hanya berhenti disini saja. Untuk kedepannya akan tetap dan terus kami tingkatkan sehingga dapat mencapai seluruh pelosok desa,” ungkap Pengembangan Usaha bright PLN Batam, Buyung Abdul Zalal saat peresmian.
Namun kata Buyung, rasio elektrifikasi bright PLN Batam dalam mengaliri wilayah kerja Pulau Batam sudah 100 persen. Sementara, wilayah Barelang secara keseluruhan 99 persen.
Artinya masih ada desa-desa yang memiliki jarak cukup jauh dari infrastruktur utama yang harus dilistriki.
“Untuk program-program yang akan datang. Kami sudah membuat roadmap bersama institusi terkait untuk melistriki semua dusun. Mudah-mudahan dapat kita selesaikan di tahun 2020,” terangnya.
Untuk diketahui, pembangunan infrastruktur listrik di mainland khususnya di Trans Barelang dimulai sejak Juni 2015.
Bright PLN Batam telah membangun jaringan sejauh 60 kilometer (KM) dari pembangkit di Panaran. Jaringan utamanya mencapai 12 KM dan 8 KM untuk jaringan yang masuk hingga pelosok desa.
Diperkirakan sekitar 26 wilayah di Trans Barelang yang sudah menikmati listrik hingga saat ini.