pelantar.id – Real Estate Indonesia (REI) Khusus Batam menargetkan pembangunan 1.000 unit rumah murah tahun ini untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah di Batam. Tahun sebelumnya, REI Batam sudah membangun 800 unit rumah murah.

Ketua DPD REI khusus Batam, Ahyar Arfan mengatakan, saat ini segmen penjualan rumah non-subsidi menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga para developer di Kota Batam beralih untuk membangun rumah bersubsidi.

Tahun ini REI telah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak dalam pembangunan rumah murah. Salah satunya PLN Batam yang memberikan penyambungan listrik dengan daya 6 ampere.

“Selama ini mereka (PLN Batam) hanya mau menyambungkan listrik dengan daya 10 ampere,” ujar Ahyar di Batam, Jumat (1/5).

Menurut dia, hal itu sangat membantu para developer untuk menjual hunian dengan harga yang lebih murah. Selain itu perbankan salah satu BTN telah memberikan dukungan penuh kepada para developer untuk penjualan rumah murah.

“Kalau BTN sudah jelas dukungannya 1000 persen dari segala market, termasuk untuk rumah-rumah murah,” kata dia.

REI Batam saat ini sedang mengupayakan agar PT Adhya Tirta Batam (ATB) mau mengikuti langkah PLN Batam yang mau menyambungkan listrik dengan daya rendah ke rumah murah.

“Sekarang ini kita sedang meminta kepada ATB agar bisa memberikan sambungan yang spesial untuk rumah murah,” ujarnya.

Menurut Ahyar, salah satu yang membuat harga jual rumah tinggi disebabkan biaya untuk menyambung listrik dan air cukup mahal. Sehingga para developer kesulitan untuk memasarkan pemukinan yang telah dibangun dengan harga terjangkau.

“Karena yang membayar pertama kali itu developer, kalau harganya (penyambungan) sama sengan rumah non subsidi temen-temen lebih memilih menjual yang non subsidi,” kata Ahyar.

REI Batam telah membicarakan target pembangunan 1.000 unit rumah murah tersebut dengan Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo. Ahyar mengatakan, pada kesempatan itu pihaknya menyampaikan ke Kepala BP Batam mengenai upah yang diterima para pekerja di Batam.

“Saya tidak punya data yang valid tapi kira-kira 70 persen pekerja di Batam itu gajinya Rp4 juta, kalau tidak kita bantu mereka untuk memiliki rumah siapa yang mau menyediakan,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Ahyar untuk membeli rumah susun (rusun) cicilan yang harus dikeluarkan para pekerja sekitar Rp2,5 juta per bulan.

“Nah dengan bantuan kredit yang disalurkan BTN mereka bisa cicil sekitar Rp1 juta sebulan,” kata Ahyar.

Ahyar berharap Pemerintah Kota Batam juga mendukung pembangunan rumah murah ini, terutama bagi tenaga honorer. Jika Pemko Batam ikut menjamin, menurut Ahyar, akan lebih mudah bagi perbankan untuk memberikan kredit kepemilikan rumah murah bagi tenaga honorer tersebut.

Sumber: Antara