pelantar.id – Ibu kota negara Lebanon dihantam ledakan dasyat, Selasa (4/8/2020), setelah pukul 6 malam, waktu setempat (11:00 ET). Diberitakan CNN, akibat ledakan itu sedikitnya telah menewaskan 80 orang dan melukai 4000 orang.
Dari rekaman yang tersebar, terlihat orang-orang terhuyung-huyung karena terluka di jalan-jalan di ibukota. Seorang warga menganggap ledakan itu seperti hari “kiamat.”
Menteri Kesehatan Libanon Hamad Hassan mengatakan di televisi nasional, Rabu, bahwa jumlah kematian akibat ledakan seperti bom atom tersebut kemungkinan akan meningkat dan empat rumah sakit tidak berfungsi karena kerusakan akibat ledakan.
Lebanon kesulitan menghadapi musibah ini karena juga dihadapkan dengan kasus Covid-19 dan keadaan ekonomi yang terpuruk.
Penyebab Ledakan di Beirut
Diketahui ledakan tersebut kemungkinan berasal dari sebuah gudang menyimpan ribuan ton amonium di Kota Lebanon. Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengkonfirmasi bahwa di gudang itu terdapat 2.750 metrik ton amonium nitrat, yang biasanya digunakan sebagai pupuk pertanian.
Ledakan itu menghasilkan gelombang kejut yang begitu kuat ke seluruh kota yang merusak bangunan dan meniup jendela hingga 10 kilometer (6 mil) jauhnya.
Bahan tersebut telah disimpan selama enam tahun di gudang pelabuhan tanpa keamanan yang akan membahayakan keselamatan warga. Namun muncul pertanyaan, mengapa bahan kimia berbahaya itu diizinkan untuk disimpan di tengah kota?
CNN